bakmuttt.jpg
Dunia

Neraka di Kota Bakhmut Ukraina

  • Lebih dari 450 tahun setelah didirikan oleh Tsar Rusia Ivan sebagai pos terdepan untuk menangkal Tartar Krimea, Kota Bakhmut kini telah menjadi zona pertempuran paling berdarah dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Dunia

Amirudin Zuhri

KYIV- Lebih dari 450 tahun setelah didirikan oleh Tsar Rusia Ivan sebagai pos terdepan untuk menangkal Tartar Krimea, Kota Bakhmut kini telah menjadi zona pertempuran paling berdarah dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Terletak di Sungai Bahmutovka di wilayah Donetsk,   kota yang pernah menjadi rumah bagi 70.000 orang ini sekarang layaknya neraka. Pasukan dari kedua belah pihak menggali parit di tempat yang dulunya adalah tanah pertanian. Pemandangan yang membangkitkan kenangan akan Perang Dunia I.

Pasukan rusia yang dimotori tentara bayaran Grup Wagner telah berjuang untuk merebut kota ini selama berbulan-bulan. Pasukan Ukraina dan warga sipil yang tersisa dijepit dari dua sisi oleh pasukan Rusia yang terus bergerak maju. Korban besar jatuh di kedua sisi.

Keuntungan di kedua sisi sangat kecil. Bahkan mungkin dalam ukuran meter. Masing -masing pihak memiliki klaim sendiri-sendiri atas keberhasilannya di garis pertempuran.

Rusia mengklaim telah merebut Ozarianivka. Sebuah desa sekitar 15 km barat daya Bakhmut sekitar tanggal 27 dan 28 November.  Beberapa sumber Rusia mengklaim pasukan Rusia juga merebut Kurdiumivka yang berada 13km barat daya Bakhmut. Selain itu juga Klishchiivka  7km barat daya Bakhmut, Andriivka 10km barat daya Bakhmut, Zelenopillia 13km selatan Bakhmut, Pidhorodne 5km timur laut Bakhmut dan Spirne yang berjarak 30km timur laut Bakhmut. Jelas Rusia ingin mengepung Bakhmut dari arah selatan dan timur.

Posisi Bakhmiut

Sementara pihak Ukraina mengklaim telah menangkis hampir semua serangan pasukan Rusia di wilayah tersebut. Dalam sehari setidaknya ada 24 serangan yang dilakukan Rusia dan berhasil dipukul mundur.

Dilihat dari lamanya upaya untuk merebut bakhmut menjadi bukti Rusia kesulitan untuk menembus garis pertahanan Ukraina.

Hal ini diakui sendiri Bos Grup Wagner Yevgeniy Prigozhin yang pada bulan Oktober mengatakan,  pasukannya yang beroperasi di wilayah bakhmut hanya bergerak maju 100–200 meter sehari.  Klaim RUsia mendapatkakn kemajuan di sekitar Bakhmut selama 27 dan 28 November juga menunjukkan dalam rentang Oktober hingga November tingkat operasional tetap lambat.

Pasukan Ukraina di parit pertahanan/Twitter

Merebut Bakhmut menjadi penting bagi Rusia. Terutama untuk masalah politik. Mereka benar-benar membutuhkan satu hasil positif dalam hal penguasaan wilayah setelah terus menghadapi kemunduran penting. Setelah Kharkiv lepas, Rusia juga kehilangan Kherson Timur. Rusia butuh sesuatu yang benar-benar nyata untuk diklaim sebagai kemenangan. 

Kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina Jenderal Kyrlo Budanov mengatakan dari sudut pandang militer, Bakhmut juga memiliki posisi yang sangat menguntungkan. Merebut kota ini akan membuka rute lebih jauh ke kota-kota seperti Sloviansk ke arah barat laut, Kramatorsk di selatan Sloviansk dan Chasiv Yar arah barat daya Bahkmut.

 “Menguasai Bakhmut benar-benar sesuatu yang diinginkan Rusia saat ini,” kata Budanov kepada The War Zone.

Serangan itu memakan korban di kedua sisi. masing-masing pihak menuangkan sumber daya tambahan. Menguras Ukraina adalah salah satu kemungkinan tujuan Rusia.

Dikutip dari The New Yorks Times, di satu-satunya rumah sakit militer di kota itu para dokter melaporkan aliran korban Ukraina yang hampir tak ada habisnya. Pada Jumat tengah hari mereka menghitung 50 orang terluka. Sehari sebelumnya, 240 orang juga dibawa ke rumah sakit.

Rusia yang menyerang juga tidak lebih buruk. Pasukan mereka ditebas oleh tembakan artileri dan senapan mesin Ukraina. 

Pasukan tempur Rusia di Bakhmut dipimpin oleh Wagner Group. Setelah Rusia mundur dari Kherson awal November ini, pasukan yang sebelumnya dikerahkan di selatan sekarang mendukung pertempuran di daerah tersebut.

Ukraina juga telah mengirim banyak bala bantuan, termasuk pasukan Pasukan Khusus dan kelompok pertahanan teritorial.  

Kyiv juga telah mengerahkan sejumlah besar peluru dan roket yang dipasok Barat. Seorang tentara Ukraina mengatakan selama enam bulan berada di Bakhmut, dia belum pernah melihat artileri mereka bekerja dengan volumsi seperti sekarang ini.

Analis mengatakan bahwa militer Rusia akan sangat sulit untuk merebut Bakhmut. Namun, Rusia dapat mengubah kota itu menjadi lubang hitam yang intensif menyedot sumber daya Ukraina, menarik pasukan dari prioritas lain, termasuk serangan di masa depan.

Tetapi dengan kerugian Rusia yang cukup besar baik dalam hal personel dan peralatan serangan gencar yang sedang berlangsung di Bakhmut menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa Moskow terus mengeluarkan biaya yang begitu besar di sana. Terutama mengingat Ukraina terbukti memiliki pertahanan yang sulit ditembus.

Sejumlah pihak menyebut masalah politik lebih mendominasi terkait perebutan Bakhmut.  Pertempuran seperti Bakhmut menghabiskan kekuatan yang sebenarnya akan lebih efektif untuk digunakan di tempat lain.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa upaya yang dipimpin Grup Wagner untuk merebut kota itu sebenarnya adalah proyek Prigozhin. Kemenangan di Bakhmut akan dipandang sebagai cara untuk meningkatkan citra kelompok tentara bayaran yang dia bentuk.

Tetapi apapun pun masalahnya, pertempuran brutal terjadi di sana. Dan situasi semakin sulit ketika sekitar satu minggu lagi perang akan benar-benar masuk ke musim dingin.

Amunisi menipis

Perang yang telah memasuki bulan kesepuluh juga telah menguras senjata di kedua pihak. Baik Rusia dan Ukraina membakar persenjataan dan amunisi dengan langkah mengejutkan.

Di Afghanistan pasukan NATO diperkirakan menembakkan 300 peluru artileri sehari. Tetapi Ukraina dapat menembakkan ribuan peluru setiap hari. Satu hari di Ukraina setara dengan satu bulan atau lebih di Afghanistan.

Seorang pejabat senior NATO mengatakan pada musim panas lalu di wilayah Donbas saja Ukraina menembakkan 6.000 hingga 7.000 peluru artileri setiap hari. Sementara Rusia menembakkan 40.000 hingga 50.000 amunisnya per hari. Sebagai perbandingan, Amerika melakukan 15.000 tembakan setiap bulan di Afghanistan.

Barat harus berjuang untuk menemukan peralatan dan amunisi era Soviet yang semakin langka yang dapat digunakan Ukraina. Mereka juga mengirimkan sinyal kuat ke industri pertahanan bahwa kontrak jangka panjang akan segera terjadi.  

Pertempuran segera masuk musim dingin/Twitter

Bahkan ada diskusi tentang investasi NATO di pabrik-pabrik tua di Republik Ceko, Slovakia, dan Bulgaria untuk memulai kembali pembuatan amunisi kaliber 152 mm dan 122 mm Soviet untuk artileri era Soviet Ukraina.

Secara total negara-negara NATO sejauh ini telah menyediakan sekitar US$40 miliar persenjataan ke Ukraina. Ini  kira-kira sebesar anggaran pertahanan tahunan Prancis.

Rusia juga mengalami masalah pasokan. Moskow juga mencoba untuk meningkatkan produksi militer dan dilaporkan sedang berusaha untuk membeli rudal dari Korea Utara dan drone yang lebih murah dari Iran.