Neuralink Mulai Rekrut Orang Lumpuh Untuk Objek Uji coba
- Simak penjelasan mengenai Neuralink yang dikabarkan mulai menyetujui merekrut pasien manusia untuk melakukan uji coba implan otak.
Gaya Hidup
JAKARTA - Startup implan otak milik Elon Musk, Neuralink mengatakan bahwa pihaknya telah menerima persetujuan dari dewan peninjau independen untuk memulai merekrut pasien untuk melakukan uji coba pertama pada manusia. Perusahaan ini juga mencari penderita kelumpuhan untuk menguji perangkat eksperimentalnya dalam penelitian selama enam tahun.
Neuralink sendiri adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang mengembangkan interface otak-komputer atau brain-computer interface (BCI) yang dapat mengumpulkan dan menganalisis sinyal otak. Akan tetapi, promosi bombastis yang dilakukan oleh Elon Musk termasuk janji untuk mengembangkan komputer otak yang mencakup segalanya termasuk membantu manusia mengimbangi kecerdasan buatan, telah menarik skeptisisme dan menimbulkan kekhawatiran mengenai etika di kalangan ilmuwan saraf dan pakar lainnya.
Seperti yang dilansir Trenasia dari The Guardian pada Jumat, 22 September 2023, Food and Drug Administration (FDA) menolak permintaan Neuralink untuk mempercepat uji coba pada manusia. Akan tetapi, pada bulan Mei lalu justru menyetujui Neuralink untuk pengecualian perangkat investigasi (IDE) yang memungkinkan perangkat digunakan untuk studi klinis. Meski begitu, badan tersebut belum mengungkapkan bagaimana kekhawatiran awalnya diselesaikan.
- AFPI UMKM Digital Summit 2023 Digelar, Buka Akses Pembiayaan untuk 1000 UMKM
- Menunggu Aksi Teguh Boentoro: Sulap Buku Merah DEWA jadi Hijau (Part 2)
- Butuh Quadruple Helix Untuk Atasi Masalah Sampah, Apa Itu?
Cari Objek Uji COba
Dilaporkan Neuralink sedang mencari pasien dengan quadriplegia akibat cedera tulang belakang vertikal atau ALS. Peserta uji coba akan menjalani pembedahan BCI menggunakan proprietary robot di wilayah otak yang mengontrol gerakan, dengan tujuan agar mereka mampu mengendalikan kursor komputer atau keyboard hanya dengan menggunakan pikiran mereka. Menurut sebuah pernyataan, studi ini akan mengevaluasi soal keamanan dan fungsionalitas teknologi.
Pengumuman perusahaan ini muncul beberapa bulan setelah menerima persetujuan peraturan untuk uji coba. Pengujian yang dilakukan sebelumnya pada hewan kini tengah diawasi, setelah adanya laporan bahwa uji coba tersebut menyebabkan penderitaan yang tidak diperlukan. Tidak hanya itu, mantan karyawan menyebut tes tersebut sebagai “pekerjaan peretasan” atau “hack jobs” dan mengatakan kepada Reuters bahwa dalam satu contoh, perangkat tersebut ditanamkan pada posisi yang salah pada babi, sehingga menyebabkan mereka melakukan euthanasia.
Tuduhan tersebut ternyata juga memicu beberapa penyelidikan, termasuk penyelidikan dari Departemen Pertanian mengenai kekerasan terhadap hewan dan Departemen Perhubungan atas kesalahan penanganan bahan-bahan berbahaya hayati di seluruh negara bagian.
Meski begitu, Neuralink seperti yang dilaporkan The Guardian tidak segera menanggapi pertanyaan tentang kapan dan di mana uji coba akan dilakukan, atau berapa banyak peserta yang akan dilibatkan. Jika perangkatnya terbukti aman untuk digunakan manusia, masih diperlukan waktu puluhan tahun sebelum perangkat tersebut diizinkan untuk digunakan oleh pasien di luar uji coba.
- Kedamaian dari Dalam, Berikut Tips Atasi Cemas dan Stres
- Kisah Pecandu Slot Zeus Terjebak Lingkaran Setan Judi Online dan Pinjol Ilegal
- Seputar His Only Son, Film yang Picu Kontroversi di Tanah Air
Itu tadi penjelasan mengenai Neuralink yang dikabarkan mulai menyetujui merekrut pasien manusia untuk melakukan uji coba implan otak. Apakah Anda menyetujui langkah yang diambil Neuralink?