<p>Warga mengikuti Rapid Test Gratis di terowongan Jalan Kendal, Sudirman, Jakarta, Senin 8 Juni 2020. Hari pertama dibuka nya perkantoran, warga pengguna transportasi publik mengikuti rapid test gratis yang diadakan swasta bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan BNPB guna menekan penyebaran COVID-19. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

New Normal Buka Peluang Sektor Kesehatan dan Asuransi

  • JAKARTA – Fase kenormalan baru (new normal) telah memberikan tantangan bagi pertumbuhan beberapa sektor bisnis. Handojo Gunawan Kusuma Presiden Direktur PT AXA Mandiri Financial Services menegaskan, di samping tantangan, era kenormalan baru telah membuka kesempatan lebar bagi perusahaan-perusahaan berbasis digital. “Sekarang opportunity banyak di area online bisnis dan atau pun yang berhubungan dengan misalnya, bagaimana […]

Industri
Khoirul Anam

Khoirul Anam

Author

JAKARTA – Fase kenormalan baru (new normal) telah memberikan tantangan bagi pertumbuhan beberapa sektor bisnis.

Handojo Gunawan Kusuma Presiden Direktur PT AXA Mandiri Financial Services menegaskan, di samping tantangan, era kenormalan baru telah membuka kesempatan lebar bagi perusahaan-perusahaan berbasis digital.

“Sekarang opportunity banyak di area online bisnis dan atau pun yang berhubungan dengan misalnya, bagaimana kita bisa kerja di mana saja,” kata dia dalam webminar, Senin 8 Juni 2020.

Dia mencontohkan beberapa sektor industri yang menghadapi tantangan dalam situasi kenormalan baru seperti hotel dan agen perjalanan. Semenetara, untuk sektor yang mendapatkan peluang, dia mencontohkan layanan telemedik yang dikembangkan oleh platform Halodoc.

“Halodoc sudah ada sebelum COVID-19, tapi saya yakin jumlah penggunanya dibandingkan sekarang pasti jauh berbeda,” papar dia.

Di samping layanan kesehatan berbasis digital, dia memperkirakan, kesempatan yang sama juga terbuka bagi industri asuransi, yakni produk asuransi kesehatan. Handojo menambahkan, hal ini dikarenakan bahwa risiko kesehatan di masa pandemi semakin meningkat dan penting bagi masyarakat untuk memiliki perlindungan kesehatan.

“Karena kita tahu orang dengan kondisi sebelumnya, dengan adanya COVID-19 risiko bertambah. Dan kalau dia bisa risiko itu membuat dia harus mempunyai perlindungan di situ,” kata dia.

Sementara itu, Handojo menambahkan bahwa masyarakat harus dapat beradaptasi dengan adanya situasi kenormalan baru. Menurut dia, dalam menjalani fase tersebut, masyarakat harus sering melakukan kreasi dan inovasi.

“Karena kita tahu bahwa COVID-19 bukan satu dua bulan lagi tapi satu sampai dua tahun lagi,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis dan Jaringan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Aquarius Rudianto mengungkapkan bahwa kenormalan baru telah mendorong masyarakat menjadi kreatif dan inovatif demi menyikapi setiap tantangan.

Senada dengan Handojo, dia juga mengungkapkan bahwa bisnis yang berbasis digital telah mengalami peningkatan di masa pandemi.

“Jadi kita lihat perilaku orang-orang itu dari pagi sampai malam spending-nya ke mana, sepending-nya ke kesehatan, beli pulsa, beli sembako,” ujar dia.

Menurut dia, situasi tersebut telah mendorong masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dalam menggunakan tekonologi digital. Dia memperkirakan bahwa dalam situasi normal, keterampilan dalam penggunaan teknologi digital akan  membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Jadi, ini sebenarnya situasi yang bisa kita pakai untuk bagaimana kita menyikapi ke depan. Nah, ini contoh saja untuk institusi,” kata dia. (SKO)