Ngeri! Asing Borong Saham BRIS, Transaksi Nyaris Sentuh Rp1 Triliun
JAKARTA – Harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) melesat 25% atau 255 poin ke posisi Rp1.125 per lembar pada perdagangan sesi I, Selasa 13 Oktober 2020. Saham BRIS sudah dibuka menguat sejak awal perdagangan di level Rp985, dan terus melejit sampai akhir perdagangan sesi I. Mengutip data RTI Business, sepanjang sesi I perdagangan, saham […]
Industri
JAKARTA – Harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) melesat 25% atau 255 poin ke posisi Rp1.125 per lembar pada perdagangan sesi I, Selasa 13 Oktober 2020. Saham BRIS sudah dibuka menguat sejak awal perdagangan di level Rp985, dan terus melejit sampai akhir perdagangan sesi I.
Mengutip data RTI Business, sepanjang sesi I perdagangan, saham BRIS bergerak fluktuatif di rentang 920-1.125. Total saham yang diperdagangkan untuk anak usaha PT Bank Raykat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ini mencapai Rp981,06 miliar atau nyaris Rp1 triliun. Dengan capaian itu, BRIS pun memimpin di posisi teratas daftar top gainers pada sesi I hari ini.
Masih dari data yang sama, saham BRIS juga menjadi salah satu emiten yang paling banyak diburu asing (net foreign sell/NFS) dengan total Rp35,3 miliar. Sementara aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFS) untuk saham BRIS hanya sekitar Rp3,1 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meroketnya saham BRIS ini tidak lepas dari rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan merger kepada tiga bank umum syariah (BUS) pelat merah. Bank-bank yang bakal demerger itu, antara lain Bank BRISyariah, PT Bank BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Plus satu unit anak usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang juga bakal ikut nimbrung.
“Setelah penggabungan menjadi efektif, BRIS akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity), dan pemegang saham BNIS dan pemegang saham BSM akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungan,” terang Manajamen Bank BRISyariah dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 13 Oktober 2020.
Merger
Tak pelak di tengah kabar yang makin santer itu, saham BRIS pun bergerak kian eksponensial dalam beberapa bulan terakhir. Jika mengacu pada perdagangan awal tahun, saham BRIS telah melesat sebesar 249,37,% dari harga Rp322 per lembar. Dengan pergerakan saham di rentang 135-1.020.
Sementara itu, jika dilihat sejak masa awal penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), saham BRIS sudah melejit 120,58%. Waktu itu, tepatnya 9 Mei 2018, BRIS resmi menggelar IPO dengan harga Rp510 per lembar saham.
Di sisi lain, BRIS juga tercatat pernah mencapai level terendahnya pada 24 Maret 2020 ke posisi Rp135 per lembar saham. Dari patokan itu, maka harga saham BRIS saat ini sudah melesat sebanyak 733,3% atau lebih dari 5 kali lipat.
Adapun kapitalisasi saham BRIS saat ini berada pada nilai Rp10,93 triliun. Namun dipastikan, jika merger itu berhasil maka kapitalisasi pasar BRIS bakal melonjak tajam dalam waktu dekat.
Diperkirakan, aset hasil holding perbankan syariah milik himpunan bank-bank milik negara (Himbara) ini akan menyentuh nilai Rp208,07 triliun. Dari ketiga BUS himpunan bank milik negara (Himbara), aset terbesar dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, kemudian diikuti Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah.
Proses merger tersebut tetap akan membuat tiga bank syariah itu sebagai anak usaha BUMN. Nantinya, bank hasil merger akan menjadi anak usaha bersama bank BUMN. Secara hukum, perbankan syariah BUMN baru akan dilakukan merger secara legal pada kuartal I-2021.