Ilustrasi imbal hasil obligasi
Pasar Modal

Nggak Cuma Emas, Wall Street Ikut Dihantam Kenaikan Yield Obligasi AS

  • Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ikut terdampak kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Negeri Paman Sam.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ikut terdampak kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Negeri Paman Sam usai sebelumnya menyeret harga emas dunia yang dikenal sebagai aset safe heaven.

Mengutip CNBC, Wall Street ditutup di zona merah setelah sejumlah bursa AS mengalami pelemahan kinerja pada perdagangan terakhir, Kamis, 3 Agustus 2023 waktu setempat. 

Indeks S&P 500 terkoreksi 0,25% dan ditutup pada level 4.501,89. Sedangkan Dow Jones (DJIA) melemah 0,19%, ditutup pada level 35.215,89. Sementara itu, Nasdaq turut mengalami penurunan tipis sekitar 0,1% ke level 13.959,72.

Pelemahan kinerja S&P 500 telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut akibat pandangan pelaku pasar terkait hasil kinerja emiten pada kuartal II-2023, ditambah adanya sentimen dari kenaikan yield obligasi AS.

Manajer Investasi Sit Investment Associates Bryce Doty mengungkapkan bahwa imbal hasil surat utang AS (US Treasury) 10 tahun naik signifikan menjadi 4,18%, hampir melampaui level tertingginya sejak November 2022.

“indeks volatilitas Cboe naik ke level tertinggi sejak Juni 2023. Sementara itu, sektor utilitas juga mengalami penurunan sebesar 2,3 persen. Imbal hasil obligasi yang tinggi juga memberikan tekanan pada kinerja Bursa AS,” ujarnya dikutip dari CNBC, Jumat, 4 Agustus 2023.

Menurutnya, investor di Wall Street telah menyadari adanya koreksi pada pasar setelah reli beberapa pekan sebelumnya. Awal pekan ini, baik S&P 500 maupun Nasdaq telah mencatatkan kenaikan dalam lima bulan berturut-turut.

Emas Melemah

Sebelumnya, harga emas berjangka melemah 1,5% akibat penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi AS. Hal ini juga membuat para pelaku pasar menantikan data ekonomi Negeri Paman Sam yang berisiko mempengaruhi arah kebijakan the Fed.

Pada perdagangan Rabu, 2 Agustus 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman periode Desember 2022 di divisi Comex New York Exchange mengalami penurunan hingga US$30,4 atau sekitar 1,5%, pada level US$1.978,8 per ounce. 

Analis Senior OANDA Edward Moya mengatakan, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan harga emas di tengah antisipasi para investor terhadap pengumuman pengembalian dana obligasi pemerintah.

Sementara itu, pelaku pasar juga berharap akan adanya ketahanan ekonomi yang lebih baik ke depannya. Meskipun data per Selasa, 1 Agustus 2023 menunjukkan pelemahan aktivitas, imbal hasil obligasi tetap naik.

Pada kesempatan yang sama, lowongan kerja di AS mengalami penurunan ke level terendah dalam lebih dari dua tahun pada Juni 2023, namun tetap berada pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat. 

“Sektor manufaktur AS menunjukkan stabilitas pada level yang lebih rendah pada periode Juli 2023, meskipun terjadi peningkatan pesanan baru secara bertahap,” paparnya.