Nike dan Tiger Woods Resmi Akhiri Kerja Sama, Investor Masih Wait and See
- Namun, sehari setelahnya harga saham Nike terpantau sedikit turun, menunjukkan bahwa investor masih mengambil sikap wait-and-see.
Dunia
JAKARTA - Perusahaan pakaian dan olahraga kelas dunia, Nike dan pemain golf profesional asal Amerika Tiger Woods telah resmi mengakhiri kerja sama setelah 27 tahun lamanya.
Dikutip dari laman Entrepreneur, setelah pengumuman pemisahan Nike dan Tiger Woods, harga saham Nike mengalami kenaikan sedikit kemarin.
Peningkatan ini mungkin mencerminkan optimisme investor, bisa jadi mengartikan langkah ini sebagai perubahan strategis atau upaya penghematan biaya.
Namun, sehari setelahnya harga saham Nike terpantau sedikit turun, menunjukkan bahwa investor masih mengambil sikap wait-and-see.
Hal ini disebut-sebut mencerminkan pengakuan atas risiko dan ketidakpastian mengenai dampak jangka panjang kehilangan dukungan dari Woods, terutama dalam menghadapi kemungkinan penurunan pasar golf.
- Kredit Restrukturisasi COVID-19 Terus Turun, Sisa Rp285,32 Triliun
- Perang Dagang Makin Panas, China Kecam Pembatasan Ekspor Chip Oleh Amerika
- Istana Bahas Persiapan Upacara HUT ke-79 RI di IKN
Pemisahan dengan Tiger Woods merupakan momen penting bagi Nike. Fokus utama strategi masa depan Nike adalah keluar dari pasar peralatan golf.
Langkah ini, yang bertujuan untuk menyederhanakan operasi dan fokus pada keahlian inti, menunjukkan potensi pergeseran ke kampanye periklanan dan pemasaran yang lebih berfokus pada pakaian.
Meski kepergian Tiger menciptakan kekosongan, hal ini juga memberikan kesempatan bagi Nike untuk memanfaatkan kekuatan atlet-atlet lain dalam portofolionya. Dari Michael Jordan hingga LeBron James. Nike dikenal menjalin kerja sama dengan berbagai atlet terkenal di berbagai olahraga.
Pernyataan terbaru dari CEO John Donahoe menekankan bahwa "atlet tetap menjadi inti dari semua yang kita lakukan," menegaskan komitmen Nike untuk mendiversifikasi portofolio atletnya.
Dia juga menyoroti pentingnya "menginspirasi generasi atlet berikutnya" dan "mendorong inovasi di semua olahraga," menunjukkan visi masa depan di mana strategi golf Nike terintegrasi dengan lebih luas dalam mereknya.
Dari segi risiko, beberapa faktor memerlukan perhatian investor. Persaingan yang semakin ketat dari merek seperti Adidas dan Under Armour dapat merusak pangsa pasar dan profitabilitas Nike, terutama dalam segmen golf.
Penurunan ekonomi dapat mempengaruhi belanja konsumen pada pakaian olahraga, dan perubahan preferensi konsumen terhadap gaya hidup aktif juga dapat mempengaruhi kinerja Nike.
Meskipun demikian, portofolio merek yang kuat dan beragam Nike, bersama dengan fokusnya pada inovasi dan teknologi disebut-sebut bakal membuat Nike tetap bertahan di posisi puncak. Seperti diketahui, Nike memiliki rekam jejak responsif dan fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan tren pasar dan kebutuhan konsumen.