Nike, H&M, dan Adidas Kehilangan Pangsa Pasar Usai Diboikot China
Dunia

Nike, H&M, dan Adidas Kehilangan Pangsa Pasar Usai Diboikot China

  • Warga China menumpahkan amarahnya atas aksi protes terhadap perusahaan retail terkemuka dunia Nike, Adidas, dan H&M dengan melakukan boikot besar-besaran. Sejumlah brand ambassador turut menarik diri dari kerja sama dengan merek pakaian besar barat tersebut.

Dunia

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Warga China menumpahkan amarahnya atas aksi protes terhadap perusahaan retail terkemuka dunia Nike, Adidas, dan H&M dengan melakukan boikot besar-besaran. Sejumlah brand ambassador turut menarik diri dari kerja sama dengan merek pakaian besar barat tersebut.

Aksi ini dipicu keprihatinan brand Nike, Adidas, dan H&M tersebut atas isu kerja paksa di wilayah Xinjiang. Kelompok minoritas Uighur diisukan mengalami kerja paksa di pabrik pembuatan kapas di Xinjiang.

“Kami prihatin dengan laporan kerja paksa di Xinjiang. Hal itu terkait dengan kelompok minoritas Uighur Xinjiang,” tulis Nike dalam keterangan resmi seperti dilansir Reuters, Sabtu, 27 Maret 2021.

Aktor sekaligus penyanyi Wang Yibo sudah menyatakan menghentikan kerja sama sebagai brand ambassador untuk Nike. Menurutnya, aksi protes terhadap isu kerja paksa Uighur yang dilakukan Nike telah mencederai nama China.

Tindakan serupa juga dilakukan oleh penyanyi Victoria Song, aktor Huang Xuan, Jackson GOT7, dan 30 selebritas lain yang akan menghentikan aktivitasnya sebagai brand ambassador untuk H&M serta Adidas.

Perusahaan retail terkemuka dunia itu kehilangan pasar China usai dihapus dari tiga marketplace terbesar China. Alibaba, JD.com, dan Pinduoduo tercatat sudah menghilangkan produk Nike, Adidas, dan H&M dalam marketplace-nya.

Ancaman Kehilangan Pasokan dan Pangsa pasar

Padahal, China menjadi pangsa pasar besar bagi produk pakaian tersebut. Pendapatan Nike di China pada kuartal IV-020 mencapai US$3 juta. Angka tersebut melebihi pendapatan Nike dari penjualan di Amerika Serikat dan Kanada.

Gelombang protes ini memunculkan aksi lanjutan dengan larangan ekspor kapas bagi brand yang melancarkan aksi protes. Tagar “Saya mendukung kapas Xinjiang” tercatat menjadi trending paling atas di media sosial Weibo dan dilihat sebanyak 1,8 miliar kali.

H&M menjadi perusahaan retail paling terdampak atas boikot masyarakat China. Pasalnya, brand ini mengandalkan wilayah Xinjiang untuk memasok bahan baku kapas bagi pakaiannya.

Untuk diketahui, Tiongkok merupakan negara penghasil kapas terbesar ke dua di dunia. Volume produksi kapas di Tiongkok mencapai 5,95 juta ton. 

Sementara itu Xinjiang memproduksi sekitar 87% atau 5,2 juta ton dari total volume produksi kapas Tiongkok. Produksi kapas di Xinjiang setara dengan satu per lima produksi kapas dunia.

China Membantah  

Otoritas China membantah dengan keras adanya isu kerja paksa masyarakat Uighur di Xinjiang. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi membantah tuduhan adanya tindakan yang melanggar hak asasi manusia bagi warga muslim Uighur.

“Tidak pernah ada yang disebut genosida, kerja paksa atau penindasan agama di Xinjiang. Tuduhan yang menghasut seperti itu dibuat karena ketidaktahuan dan prasangka.” kata Wang kepada Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti dikutip Bloomberg.