Nilai Ekspor Indonesia Juli Lalu Capai US$20,88 Miliar
- Nilai ekspor komoditas unggulan seperti batu bara, minyak kelapa sawit, dan besi serta baja pada Juli 2023 jika dijumlahkan memiliki share sekitar 35,82 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia.
Nasional
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada bulan Juli 2023 telah mencapai angka sebesar US$20,88 miliar atau setara dengan Rp313,20 triliun (kurs Rp15.000). Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,36 persen dibandingkan dengan bulan Juni seperti yang diutarakan oleh Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, melansir Antara.
Pada Juli 2023 lalu, terlihat terdapat penurunan dari bulan sebelumnya sebesar 2,61 persen dari ekspor sektor migas dengan angka mencapai US$1,23 miliar (Rp18,45 triliun). Namun untuk sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 1,62 persen dibanding bulan sebelumnya dengan mencatatkan ekspor senilai US$19,65 (Rp294,75 triliun).
Amalia menyebutkan, kinerja ekspor bulan Juli lalu lebih didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas. "Terutama pada barang dari besi dan baja sebesar 47,33 persen, kemudian kenaikan ekspor nikel dan barang daripadanya sebesar 43,29 persen, serta berbagai produk kimia yang naik sebesar 11,14 persen," lanjut Amalia.
- 5 Ciri-ciri Anda Adalah Orang yang Sejahtera
- Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, BI: Jadi Modal Jaga Ketahanan Eksternal
- Bamsoet Suarakan MPR Kembali jadi Lembaga Tertinggi
Sedangkan untuk penurunan ekspor sektor migas, hal tersebut dikarenakan turunnya nilai ekspor komoditas minyak mentah dan hasil minyak dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada Juli lalu, ekspor nonmigas pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi senilai US$370 juta (Rp5,55 triliun). Sedangkan untuk sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi senilai US$3,43 miliar (Rp51,45 triliun) dan industri pengolahan memberikan kontribusi US$15,85 miliar (Rp237,75 triliun).
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, serta industri pengolahan mengalami peningkatan nilai ekspor secara bulanan (month-to-month). Sedangkan sektor pertambangan mengalami penurunan baik secara bulanan ataupun tahunan. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan pada sejumlah komoditas seperti komoditas lignit, batu bara, dan bijih tembaga.
Nilai ekspor komoditas unggulan seperti batu bara, minyak kelapa sawit, dan besi serta baja pada Juli 2023 jika dijumlahkan memiliki share sekitar 35,82 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia.
Nilai ekspor komoditas minyak kelapa sawit dan batu bara per Juli mengalami penurunan baik secara bulan maupun tahunan. Penurunan nilai ekspor minyak kelapa sawit sejalan dengan juga turunnya volume ekspor. Sedangkan batu bara mengalami penurunan nilai ekspor namun mengalami peningkatan volume ekspor secara bulanan. Untuk komoditas besi dan baja, terjadi peningkatan nilai eskspor dan volume eskpornya baik secara bulanan maupun tahunan.
Tiga tujuan utama ekspor nonmigas pada Juli lalu disebut Amalia adalah Tiongkok dengan nilai ekspor US$4,93 miliar (Rp73,95 triliun) yang didorong oleh komoditas besi dan baja dan bahan bakar mineral. Kemudian Amerika Serikat dengan nilai ekspor nonmigas US$2,03 miliar (Rp30,45 triliun) yang didorong oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya dan juga pakaian serta aksesoris terutama rajutan.
Dan ketiga adalah India dengan nilai ekspor nonmigas US$1,82 miliar (Rp27,30 triliun) yang didorong lemak dan minyak hewani nabati dan bahan bakar mineral. Total nilai ekspor ke tiga negara tujuan utama ini mencapai 44,7 persen dari total nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2023.