Nilai Kurs Rupiah Sentuh Rp15.000 per Dolar AS, Terdampak Sentimen The Fed dan Kenaikan BBM
- Nilai kurs rupiah dibuka melemah 34 poin di level Rp15.017,5 per dolar AS hari ini.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah menembus level Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai rupiah anjlok didorong oleh sentimen yang hadir dari bank sentral The Federal Reserve (The Fed) dan juga dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di dalam negeri.
Dikutip dari data perdagangan Bloomberg, Rabu, 21 September 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 34 poin di level Rp15.017,5 per dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, yakni Selasa, 20 September 2022, nilai kurs rupiah ditutup di level Rp14.983,5 per dolar AS.
- Bos BRI Targetkan Holding Ultra Mikro Layani hingga 45 Juta Nasabah
- Tren Istilah: Apa Itu Quiet Firing
- Jadi Anak Buah Ahok dan Nicke, Ini Profil Jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina yang Baru
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS tetap kokoh karena para pelaku pasar sedang bersiap untuk kenaikan suku bunga yang agresif dari The Fed.
Bank sentral negeri Paman Sam itu diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin walaupun sebagian pelaku pasar lainnya memperkirakan suku bunga akan digenjot hingga 100 basis poin.
"Ekspetasi untuk kenaikan tajam oleh The Fed diperkuat setelah data pekan lalu menunjukkan inflasi AS mendekati level tertinggi 40 tahun pada Agustus," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Rabu, 21 September 2022.
- Bangkai Cumi-Cumi Raksasa Terdampar di Selandia Baru
- Harga BBM BP AKR Turun, Berikut Daftar Harganya
- Progres Konstruksi 77 Persen, Tol Sumatra Ruas Simpang Indralaya – Prabumulih Beroperasi Awal 2023
Sementara itu, kenaikan BBM bersubsidi di dalam negeri pun menimbulkan beberapa implikasi yang pada gilirannya dapat berdampak kepada nilai kurs rupiah, di antaranya kenaikan inflasi serta resistensi dan pro-kontra dari masyarakat.
Namun, Ibrahim menilai bahwa dampak dari kenaikan BBM bersubsidi ini tidak akan berlangsung dalam jangka panjang.
Pasalnya, surplus pada neraca perdagangan Indonesia pada semester I-2022 dikatakan Ibrahim dapat membuat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) lebih fleksibel untuk meredam risiko akibat reformasi kebijakan pengalihan subsidi BBM.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah kemungkinan bergerak di kisaran Rp14.970 sampai Rp15.020 perdolar AS.