Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Nilai Transaksi Pasar Modal di Bawah Rata-rata, IHSG Kesulitan untuk Rebound

  • Melansir keterbukaan informasi, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan lalu, 12 – 16 Juni 2023 hanya sebesar Rp9,97 triliun atau anjlok 12,24% dibandingkan dengan sepekan sebelumnya dengan rata-rata nilai transaksi sebanyak Rp11,36 triliun per hari.

Bursa Saham

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Founder WH Project William Hartono memandang bahwa nilai transaksi pasar modal yang terus menyusut hingga ke bawah rata-rata pada pekan ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kesulitan untuk memantul alias rebound.

Pada perdagangan kemarin, Selasa, 20 Juni 2023, IHSG ditutup melemah 0,38% di posisi 6.660,45 setelah sebelumnya bergerak di rentang 6.626,15-6.692,44.

Sebanyak 197 saham menguat, 338 saham menurun, dan 213 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin.

Nilai transaksi mencapai Rp8,24 triliun, sedikit meningkat dari Rp7,84 triliun yang tercatat pada perdagangan Senin, 19 Juni 2023.

Kendati demikian, angka tersebut masih terlampau jauh lebih rendah dibandingkan nilai transaksi sebesar Rp12,76 triliun yang tercatat pada akhir pekan lalu.

Melansir keterbukaan informasi, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan lalu, 12 – 16 Juni 2023 hanya sebesar Rp9,97 triliun atau anjlok 12,24% dibandingkan dengan sepekan sebelumnya dengan rata-rata nilai transaksi sebanyak Rp11,36 triliun per hari.

Peluang Rebound

Menurut William, kecilnya nilai transaksi ini berdampak kepada kemampuan IHSG untuk rebound dalam waktu dekat. Walaupun IHSG ditutup pada perdagangan kemarin dengan pola candlestick hammer, namun nilai transaksi yang di bawah rata-rata dapat menghambat pertumbuhan IHSG.

Pola candlestick hammer ini dikatakan oleh William sebagai indikasi adanya daya beli yang besar sehingga membuka peluang indeks untuk mengalami rebound.

"Namun, dari nilai  transaksi kemarin, nampaknya pola ini jadi kurang menjanjikan karena nilai transaksi yang masih di bawah rata-rata, maka jika terjadi rebound pun kemungkinan masih terbatas dan pembentukan demand zone IHSG belum berakhir," kata William dikutip dari riset harian, Rabu, 21 Juni 2023.

Dalam trading saham, demand zone adalah area pada grafik kinerja yang menjadi titik di mana para pelaku pasar melakukan aksi beli. Area ini hadir berdasarkan harga bawah dari suatu saham, yang mana minat atau potensi beli berada di posisi tertinggi.

William pun menilai kecenderungan IHSG untuk bergerak di zona demand ini menjadi sinyal untuk membuka kesempatan melalui aksi buy on weakness.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah disebutkan, William memproyeksikan potensi IHSG untuk bergerak cenderung melemah di rentang 6.618-6.754 pada perdagangan hari ini, Rabu, 21 Juni 2023.

Sementara itu, BEI optimistis akan adanya aliran dana asing (capital inflow) yang masuk ke pasar modal sebesar Rp17,75 triliun di tengah lesunya RNTH.

“Masih ada keyakinan investasi dari asing dengan inflow pasar saham sebesar Rp17,75 triliun,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy kepada wartawan, Selasa, 20 Juni 2023.

Adapun menurutnya pelemahan RNTH yang terjadi saat ini akibat sikap wait and see para investor dalam negeri terhadap kondisi makroekonomi. Padahal jam perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah kembali normal pascapandemi COVID-19.

“Jam dagang tidak berpegaruh besar, karena ini hanya normalisasi seperti sebelum pandemi dan transaksi memang ramai di awal dan akhir perdagangan,” imbuhnya.

Irvan juga memastikan pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai transaksi pasar modal dengan berbagai strategi, di antaranya menggelar sosialisasi dan edukasi ke investor dan masyarakat bersama-sama dengan pelaku pasar.

Irvan menyampaikan bahwa BEI turut aktif mengundang perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal ini dibuktikan dengan adanya 41 perusahaan yang berada pada pipeline IPO BEI dan berpotensi terus bertambah.

“Kami juga gencarkan awareness produk baru, seperti waran terstruktur dan rencana launching SSF pada kuartal ketiga tahun ini,” pungkasnya.