Nilai Transaksi Turun Saat IHSG Menguat, Analis: Daya Beli Masih Lemah
- Menurut data RTI Business, pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 0,38% di posisi 6.664,66 setelah sebelumnya bergerak di rentang 6.662,18-6.674,06.
Bursa Saham
JAKARTA - Founder WH Project William Hartono menilai bahwa daya beli pelaku pasar modal masih lemah karena nilai transaksi yang menurun saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan kemarin, Senin, 26 Juni 2023.
Menurut data RTI Business, pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 0,38% di posisi 6.664,66 setelah sebelumnya bergerak di rentang 6.662,18-6.674,06.
Tercatat ada 236 saham yang menguat, 294 melemah, dan 213 stagnan. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp7,5 triliun, menurun dari Rp8,75 triliun pada akhir pekan lalu.
William mengatakan, pelemahan IHSG terhenti sementara pada pekan pendek ini seiring dengan indeks yang masih bergerak di tren bearish.
"Namun, walaupun berakhir dengan penguatan, kami masih melihat potensi pelemahan. Nilai transaksi yang menurun di saat IHSG menguat adalah indikasi bahwa daya beli pelaku pasar lemah," kata William.
Menurut William, IHSG saat ini masih berada dalam pergerakan yang menurun, dan belum ada indikasi indeks akan memantul alias rebound pada perdagangan hari ini. Sementara itu, dari segi sentimen, William menilai belum ada variabel baru yang perlu diperhatikan saat ini.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang disebutkan di atas, William memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah di rentang 6.618-6.754.
- 4 Emiten BUMN yang Merugi Sepanjang 2022, Siapa Paling Besar?
- Kreditnya Melesat Rp38 Triliun, Laba Bersih Bank Mayapada Selama 3 Tahun Terus Menyusut
- Siasat Pemerintah Obati Babak Belur Industri Tekstil
Sebelumnya, pada dua hari perdagangan terakhir di pekan lalu, saham emiten-emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar menjadi pemberat IHSG karena penyusutan yang terjadi sementara bobotnya terhadap indeks cukup besar.
Saham emiten-emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar terpantau melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) yang mencatat penurunan 1,37% di posisi Rp5.400 perlembar.
Kemudian, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) mengalami penyusutan 0,28% di level Rp9.025 perlembar, sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN) melemah 0,7% di level Rp1.330 perlembar.
Sementara itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) ditutup stagnan dengan posisi masing-masing di Rp5.075 perlembar dan Rp9,050 perlembar. Secara sektoral, sektor finansial yang meliputi emiten-emiten perbankan pun terpantau melemah 0,8% di level 1.393,19.
Akan tetapi, pada perdagangan kemarin, saham-saham emiten bank yang disebutkan di atas sebagian besarnya mencatat penguatan.
Saham BBCA pada perdagangan hari ini ditutup menguat 0,28% di posisi Rp9.075 perlembar, BBNI bertumbuh 1,11% di level Rp9.125 perlembar, dan BBRI meningkat 0,93% di harga Rp5.400 perlembar.
Kemudian, saham BMRI pun turut menguat 0,99% di posisi Rp5.125, sedangkan saham BBTN masih mencatat penurunan, yakni sebesar 1,13% di level Rp1.315 perlembar.