<p>Telefonica Deutschland gandeng Huawei dan Nokia</p>

Nokia dan Huawei Jadi Kontraktor 5G Telefonica Deutschland

  • Pada Rabu, Telefonica Deutschland memilih Nokia dari Finlandia dan Huawei dari China untuk membangun jaringan 5G-nya. Perusahaan berusaha agar pekerjaan tetap bergerak meskipun Jerman belum menyelesaikan aturan keamanan yang mengatur pemasok peralatan.

Acep Saepudin

Munchen – Telefonica Deutschland merupakan vendor telekomunikasi asal Jerman yang beroperasi menggunakan merek O2. Vendor ini menjadi salah satu dari sedikit operator telekomunikasi Eropa yang menggandeng Huawei sebagai partner vendor 5G.

Pada Rabu (11/12), perusahaan ini memilih Nokia dari Finlandia dan Huawei dari China untuk membangun jaringan 5G-nya. Perusahaan berusaha agar pekerjaan tetap bergerak meskipun Jerman belum menyelesaikan aturan keamanan yang mengatur pemasok peralatan.

Diketahui Jerman sedang memperkuat sertifikasi teknis dan pengawasan tata kelola vendor. Sementara anggota parlemen masih mempertimbangkan apakah akan membentuk dewan pengawas tambahan di parlemen. Seruan pelarangan langsung Huawei akhir-akhir ini semakin memudar.

“Kami berharap bahwa ketidakpastian ini akan berlangsung sesingkat mungkin. Telefonica Deutschland belum memiliki sertifikasi untuk vendor kami,” kata CEO Telefonica Deutschland Markus Haas dilansir dari Reuters.com.

Dua operator seluler Jerman lainnya yang juga menjadi pemimpin pasar, Deutsche Telekom dan Vodafone Jerman adalah pelanggan Huawei yang sudah ada. Namun mereka belum secara publik mengkonfirmasi apakah mereka akan tetap menggandeng Huawei untuk pengembangan jaringan 5G-nya.

Haas berharap Nokia dan Huawei akan membangun Jaringan Akses Radio 5G Telefonica Deutschland dengan basis 50-50. Namun ia memperingatkan bahwa ini memerlukan sertifikasi khusus di Jerman.

Pekerjaan harus dimulai pada awal 2020. Telefonica Deutschland mengatakan pihaknya diharapkan memiliki jaringan 5G yang dapat digunakan di Berlin, Hamburg, Munich, Cologne dan Frankfurt pada akhir 2021. Setahun kemudian, 30 kota dengan populasi 16 juta akan menyusul.

“Keputusan memilih pemasok dari jaringan ‘inti’ yang lebih sensitif akan diambil tahun depan,” kata Haas.