<p>Warga bertransaksi dengan uang elektronik berbasis kartu di Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

November 2021, Transaksi Uang Elektronik Tumbuh 61,82 Persen Capai Rp31,3 Triliun

  • Naiknya rasio inklusi keuangan di Indonesia ke level 76% bukan isapan jempol belaka. Buktinya, Bank Indonesia (BI) secara konsisten melaporkan kenaikan transaksi uang elektronik (UE).
Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Naiknya rasio inklusi keuangan di Indonesia ke level 76% bukan isapan jempol belaka. Buktinya, Bank Indonesia (BI) secara konsisten melaporkan kenaikan transaksi uang elektronik (UE).

Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

“BI akan terus memperluas digitalisasi sistem pembayaran untuk mempercepat integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis, 16 Desember 2021.

Pada November 2021, nilai transaksi UE tumbuh 61,82% year-on-year (yoy) mencapai Rp31,3 triliun. Sedangkan, nilai transaksi digital banking meningkat 47,08% (yoy) menjadi Rp3.877,3 triliun. 

Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 8,39% (yoy) menjadi Rp674,9 triliun. 

Untuk terus meningkatkan kelancaran dan keandalan sistem pembayaran, BI bersama dengan pemerintah berkoordinasi dan melakukan monitoring uji coba digitalisasi bantuan sosial (bansos) 4.0, transaksi keuangan pemerintah daerah, dan elektronifikasi moda transportasi. 

“Selain itu, pada 21 Desember 2021 kami akan meluncurkan BI-FAST sebagai infrastruktur pembayaran ritel yang real time dan beroperasi 24 jam dalam satu minggu,” sambung Perry.

Di sisi tunai, uang kartal yang diedarkan (UYD) pada November 2021 meningkat 7,81% (yoy) mencapai Rp867,8 triliun.