Menara BCA di Bundaran HI milik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia yang sahamnya digenggam oleh keluarga konglomerat Michael-Robert Hartono / Bca.co.id
Korporasi

NPL Memburuk, Laba Bersih BCA Masih Melesat 15,8 Persen Jadi Rp23,19 Triliun

  • Kualitas kredit BCA mengalami perburukan, sebagaimana tampak dari Non performing loan (NPL) gross yang naik dari 1,94% pada kuartal III-2020 menjadi 2,4% pada kuartal III-2021.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Meski penyaluran kredit tumbuh terbatas, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih bisa mengerek laba bersih 15,8% year on year (yoy) pada kuartal III-2021. Laba bersih emiten bersandi saham BBCA ini naik dari Rp20,03 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp23,19 triliun pada kuartal III-2021.

Pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income) di BCA hanya tumbuh terbatas pada  kuartal III-2021 ini, yakni 3,3% yoy menjadi Rp42,2 triliun. Serupa, pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun pada kuartal III-2021, atau tumbuh 2,4% yoy

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan profitabilitas ini cukup kuat. Padahal, penyaluran kredit BCA pada kuartal III-2021 ini hanya tumbuh single digit sebesar 4,01% yoy menjadi Rp605,9 triliun pada kuartal III-2021. 

Sementara itu, penyaluran kredit segmen korporasi tumbuh paling agresif sebesar 7,1% yoy dari Rp251,99 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp269,89 triliun pada kuartal III-2021. Diikuti oleh kredit segmen konsumer yang tumbuh terbatas 2,1% menjadi Rp144,67 triliun pada kuartal III-2021.

Adapun kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) disebut Jahja telah mengalami pemulihan, Hal ini dibuktikan dengan adanya pertumbuhan penyaluran sebesar 1,5% yoy menjadi Rp185,44 triliun dari sebelumnya Rp182,72 triliun.

“Sementara itu, KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) turun 7,6%  yoy menjadi Rp35,6 triliun, meski koreksinya membaik dari periode sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit dan lainnya naik 1,2% YoY menjadi Rp13,9 triliun,” ujar Jahja dalam konferensi pers, Kamis, 21 Oktober 2021.

Kredit BCA masih terselamatkan berkat komposisi kredit baru yang tumbuh hingga 13,8% yoy. Kualitas kredit BCA mengalami perburukan, sebagaimana tampak dari Non performing loan (NPL) gross yang naik dari 1,94% pada kuartal III-2020 menjadi 2,4% pada kuartal III-2021.

Upaya preventif terus dilakukan dengan mencatatkan NPL Coverage di angka 231,3% pada kuartal III-2021. Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di bank swasta terbesar ini mengalami pertumbuhan hingga double digit.

DPK di BCA melesat 18,3% yoy menjadi Rp923,7 triliun. Komposisi DPK ini ditopang oleh pertumbuhan dana murah (CASA) hingga 21% menjadi Rp721 triliun pada September 2021.

Adapun kontribusi CASA secara mencapai 78% dari keseluruhan DPK di emiten bersandi BBCA ini. DPK juga menjadi faktor yang membuat total aset melesat 16,5% yoy menjadi  Rp1.169,3 triliun. 

“Pendanaan CASA yang solid ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi, terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah,” papar Jahja. 

BCA memproses 45,7 juta transaksi per hari secara rata-rata di sembilan bulan pertama tahun ini atau naik 39,2% secara yoy Capaian transaksi ini menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Capital Adequacy Ratio (CAR) BCA pada kuartal III-2021 masih kokoh di atas 26,2% atau berada di atas ketentuan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 8%. Sementara itu, kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,0%.