Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Lepas Aset Rp275 Miliar demi Bayar Utang yang Menjerat
- Aset yang dilepas oleh NPGF itu berupa tanah, bangunan beserta mesin, dan peralatan di atas lahan seluas 24.513 meter persegi (m2) di Bakungtemenggungan, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Korporasi
JAKARTA - PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF) akan melepas aset senilai Rp275 miliar untuk membayar utang perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan perseoran, tercatat adanya kewajiban NPGF untuk membayar utang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp49,68 miliar.
Kemudian, ada juga utang kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebesar Rp84,6 miliar, dan kewajiban kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp27,97 miliar.
- Begadang Bisa Bikin Badan Gemuk, Ini Sebabnya
- Kisah Sukses Pendiri Start Up: Natali Ardianto Tinggalkan 2 Perusahaan Rintisan Untuk Memulai Tiket.com
- Tak Hanya M3gan, Ini Rekomendasi Film Terbaru yang Sedang Tayang di Bioskop Indonesia
Aset yang dilepas oleh NPGF itu berupa tanah, bangunan beserta mesin, dan peralatan di atas lahan seluas 24.513 meter persegi (m2) di Bakungtemenggungan, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur.
PT Abadi Agrosindo Persada bertindak sebagai pembeli dalam hal ini, dan perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli aset bersyarat pada 29 September 2022.
Dari aksi penjualan tersebut, NPGF akan memperoleh Rp121 miliar dari pelepasan aset tanah dan bangunan, Rp127,8 miliar dari mesin, Rp1,2 miliar dari penjualan investaris dan kendaraan, Rp20 miliar dari pengalihan sejumlah izin edar.
Yang terakhir, perseroan juga memperoleh Rp5 miliar sehubungan dengan merek yang dialihkan beserta merek yang digunakan bersama dengan pihak pembeli sampai dengan proses izin edar pihak pembeli terselesaikan.
Menurut keterangan perseroan, aset senilai Rp275 miliar yang dilepas itu setara dengan 135,8% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan audited per 31 Juli 2022.
- Avatar The Way of Water Raup Pendapatan Rp15,5 Triliun Selama Dua Pekan
- Catat! Daftar Harga BBM Tahun 2023: Pertamax Turun, Pertalite Stagnan
- Produsen Anggur Hatten Bali (WINE) Tetapkan Harga IPO Rp129 per Lembar Saham
Dalam keterangan tersebut, disampaikan pula beberapa kondisi yang akhirnya memaksa perseroan untuk menambah modal kerja melalui perbankan, pasar modal, dan lain sebagainya.
Krisis ekonomi dan ketidakpastian global sebagai imbas dari pandemi COVID-19 menjadi semakin berat karena disusul oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Peningkatan harga barang dan jasa terjadi pada hampir seluruh sektor, termasuk harga bahan baku pupuk untuk memproduksi pupuk yang mana sebagian besar kebutuhan tersebut dipenuhi melalui impor.
"Kondisi ini mengganggu pasokan bahan baku perusahaan akibat peningkatan harga bahan baku pupuk yang sangat signifikan mencapai 300-400%. Selain itu, modal kerja perusahaan terus tergerus akibat pembelian bahan baku impor sehingga produksi pupuk mengalami penurunan secara drastis yang berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan yang sangat tajam," tulis direksi perseroan melalui keterbukaan informasi sebagaimana dikutip Minggu, 8 Januari 2023.