Obligasi Medco Energi (MEDC) Senilai Rp1 Triliun Rilis Hari Ini
- Emiten migas milik konglomerat Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) resmi mencatatkan surat utang dalam bentuk obligasi dengan total nilai Rp1 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 24 November 2021.
Korporasi
JAKARTA – Emiten migas milik konglomerat Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) resmi mencatatkan surat utang dalam bentuk obligasi dengan total nilai Rp1 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 24 November 2021.
Menukil dari laman Bursa, perseroan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2021 yang terbagi dalam dua seri dengan nilai pokok, kupon serta tenor yang berbeda.
Pertama, Obligasi Berkelanjutan IV Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2021 Seri A (MEDC04ACN2) memiliki tingkat bunga sebesar 7,75% per tahun dengan nilai nominal sebesar Rp941,81 miliar dan jangka waktu 36 bulan.
Kedua, Obligasi Berkelanjutan IV Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2021 Seri B (MEDC04BCN2) dengan kupon 8,50% per tahun dengan jumlah pokok sebesar Rp58,20 miliar dan tenor selama 60 bulan.
- Resmi Jadi Induk Holding BUMN, Inilah Deretan Tugas Danareksa
- Penjualan Ciamik, Motor Listrik Mulai Dilirik
- Karpet Merah Jokowi untuk Abu Dhabi, dari GoTo hingga Ibu Kota Baru
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi tersebut adalah idA+ (Single A Plus). Adapun yang bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
“Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 87 emisi dari 52 emiten senilai Rp91,01 triliun,” tulis pengumuman BEI, Rabu, 24 November 2021.
Dengan pencatatan itu, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 478 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp427,22 triliun dan US$47,5 juta, yang diterbitkan oleh 124 emiten.
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang telah tercatat di BEI berjumlah 139 seri dengan nilai nominal Rp4.468,88 triliun dan US$300 juta. Di sisi lain, EBA (Efek Beragun Aset) tercatat sebanyak 10 emisi senilai Rp5,33 triliun.