<p>Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Tri Boewono (kiri) bersama dengan Komisaris MDKA Garibaldi Thohir (tengah) dan Komisaris Independen MDKA M. Munir (kanan) di sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) di Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020. MDKA mencatatkan kinerja gemilang pada 2019 dengan diselesaikannya proyek ekspansi oksida di Tambang Emas Tujuh Bukit serta produksi emas dan perak perusahaan melampaui target 2019 dibandingkan dari tahun sebelumnya. Dalam RUPSLB hari ini, para pemegang saham MDKA menyepakati untuk melakukan pembelian kembali saham atau _buyback_ sebanyak-banyaknya 2% saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan dengan alokasi dana maksimal Rp 568 miliar dilaksanakan secara bertahap sampai paling lama 18 bulan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Obligasi Merdeka Copper Gold Dicatat di BEI Rp1,5 Triliun

  • Dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk melunasi sebagian utang dan modal kerja anak usaha perseroan.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2021 PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 29 Maret 2021. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idA (Single A) untuk surat utang dengan nilai Rp1,5 triliun ini.

“Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu jaminan khusus, namun dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak,” tulis perseroan dikutip dari pengumaman bursa, Senin 29 Maret 2021.

Berdasarkan prospektus yang dirilis MDKA melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 24 Februari 2021, dinyatakan bahwa penerbitan obligasi ini akan dibagi dalam dua seri.

Seri pertama memiliki tenor 367 hari setelah obligasi diterbitkan, sedangkan seri kedua memiliki tenor 3 tahun sejak tanggal emisi dan diterbitkan tanpa jaminan.

Rencananya, dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk melunasi sebagian utang dan modal kerja anak usaha perseroan. Rinciannya, 23% untuk membayar pokok utang dalam revolving loan senilai US$25 juta pada 23 Desember 2020.

Sedangkan, sekitar 11% untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) PT Bumi Suksesindo (BSI) dalam mendanai proyek Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Sisanya sebanyak 66% dari hasil emisi akan dipakai oleh anak usaha lainnya sebagai modal kerja.

Sebagai informasi tambahan, peringkat tersebut mencerminkan biaya tunai perusahaan yang rendah, potensi perolehan pendapatan yang lebih tinggi dari proyek Acid Iron Metal (AIM), serta permintaan emas yang tinggi.

Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh sumber daya tambang yang terbatas, eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas dan cuaca yang tidak menguntungkan, dan risiko pengembangan tambang di daerah baru.

Di lantai bursa, saham MDKA terkoreksi 1,29% ke level harga Rp2.300 per lembar pada akhir perdagangan awal pekan, 29 Maret 2021. Dalam sehari, saham MDKA ditransaksikan sebanyak 7.750 kali dengan nilai Rp82,98 miliar. (SKO)