Gedung PT Waskita Beton Precast Tbk.
Industri

Obligasi Waskita Beton Raih Peringkat BBB- dari Pefindo

  • Emiten konstruksi PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) meraih peringkat BBB- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat tersebut disematkan untuk obligasi berkelanjutan tahap I dan II tahun 2019 milik entitas anak PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) itu.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) meraih peringkat BBB- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat tersebut disematkan untuk obligasi berkelanjutan tahap I dan II tahun 2019 milik entitas anak PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) itu.

Anak perusahaan Badan Usaha milik Negara (BUMN) Karya ini menyebutkan peringkat ini menandakan bahwa perseroan memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

“Pefindo sematkan peringkat BBB- terhadap obligasi berkelanjutan tahap I dan II tahun 2019 PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) senilai Rp2 triliun,” jelas perseroan dalam siaran pers, Senin, 28 September 2020.

Emiten yang melantai di Bursa sejak September 2016 ini juga memperoleh peringkat BBB- untuk perseroan selaku obligor. Peringkat tersebut berlaku untuk periode 17 September 2020 sampai 1 September 2021.

Waskita Toll Road

Belum lama ini, entitas anak Waskita lainnya yakni PT Waskita Toll Road juga baru saja mendapat peringkat BBB oleh Pefindo. Peringkat itu diberikan untuk rencana penerbitan convertible bond senilai Rp2,5 triliun.

Menurut keterangan resmi perseroan, dana segar tersebut akan digunakan untuk melunasi utang pemegang saham alias shareholder loan kepada Waskita Karya.

“Pefindo juga telah menegaskan peringkat idBBB untuk Waskita Toll Road dan medium term notes (MTN) II Tahun 2019. Prospek atas peringkat perusahaan masih tetap negatif,” kata Pefindo dalam keterangan resmi, Kamis, 27 September 2020.

Pefindo menjelaskan meski perseroan memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, namun kemampuan perseroan diprediksikan akan terpengaruh kondisi ekonomi yang buruk saat ini. (SKO)