OJK
Nasional

OJK Sebut Kinerja Industri Jasa Keuangan di Bali Stabil dan Terus Menguat

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mencatat kinerja industri jasa keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi Agustus 2023 terjaga stabil dan terus menguat. Hal ini tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan baik.

Nasional

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mencatat kinerja industri jasa keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi Agustus 2023 terjaga stabil dan terus menguat. Hal ini tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan baik.

Kepala Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu 25 Oktober 2023 menyebut bahwa risiko kredit yang terjaga juga turut memberikan catatan positif pada kinerja keuangan IJK ini. 

"Selain fungsi intermediasi yang berjalan baik juga didukung dengan risiko kredit yang terjaga," Kristrianti.

Lebih lajut Kristrianti Puji Rahayu menyampaikan bahwa data sektor perbankan pada Agustus 2023 menunjukkan pertumbuhan baik penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK (dana pihak ketiga).

“Penyaluran kredit hingga Agustus 2023 mencapai Rp102 triliun atau tumbuh 4,87% year on year (yoy) lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,82%. Sedangkan pada Juli 2023 sebesar 4,39% yoy.” terang Kristrianti

Adapun untuk penyaluran kredit Bank Umum di Bali tembus hingga Rp89,36 triliun atau tumbuh 4,91% year on year, lebih tinggi dibandingkan posisi Juli 2023 yang sebesar 4,34%.

Sementara itu, penyaluran kredit BPR posisi Agustus 2023 mencapai Rp12,64 triliun atau tumbuh 4,57% yoy sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Juli 2023 yang sebesar 4,78%.

"Peningkatan penyaluran kredit ini selaras dengan meningkatnya aktivitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali," ujar Kristrianti.

Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi sebesar Rp2,82 triliun atau tumbuh 11,36 persen yoy.

Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.

Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp1,20 triliun (tumbuh 5,14% yoy). Selain itu Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp600 miliar (tumbuh 3,82% yoy).

Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,74% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan stabil sebesar 5,82% yoy. Pada Juli 2023 tercatat 5,82% yoy.

Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp161,56 triliun atau tumbuh double digit yaitu 23,51% yoy tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 16,20% yoy.

Pertumbuhan DPK posisi Agustus 2023 sedikit lebih melandai dibandingkan posisi Juli 2023 yang tumbuh sebesar 23,81% yoy.

Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Agustus 2022 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan sebesar Rp19,71 triliun dan Giro sebesar Rp6,98 triliun.

Kristrianti menambahkan, kualitas kredit pun perbankan tetap terjaga yang tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,23% lebih rendah dibandingkan Juli 2023 yang sebesar 3,32%.

Sementara itu NPL nett berada di posisi 1,64% menurun dibandingkan Juli 2023 yang sebesar 1,72%.