<p>Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Awal Tahun Masih Terjaga

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Januari 2022, sektor jasa keuangan tetap stabil dan terus bertumbuh. Hal ini tercermin dari meningkatnya fungsi intermediasi di sektor perbankan dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB).

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Januari 2022, sektor jasa keuangan tetap stabil dan terus bertumbuh. Hal ini tercermin dari meningkatnya fungsi intermediasi di sektor perbankan dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB). 

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo mengatakan nilai transaksi dan penghimpunan dana di pasar modal juga meningkat, sejalan dengan terkendalinya pandemi, pulihnya mobilitas, serta meningkatnya kegiatan perekonomian.

Tekanan dari sisi perekonomian baik domestik maupun global juga terpantau rendah seiring tekanan pada global supply chain yang mulai mereda. Sementara itu, ketahanan sektor keuangan terjaga meski perlu tetap mencermati perkembangan risiko kredit ke depan. 

“Selain itu, profitabilitas dan efisiensi sektor keuangan tetap baik dan pergerakan pasar keuangan juga relatif stabil, sejalan dengan tren historisnya,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis, 3 Maret 2022.

OJK juga mencatat aktivitas perekonomian global semakin pulih meski sedikit tertahan imbas penyebaran COVID-19 varian Omicron yang ditandai indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang melambat walaupun masih di zona positif. 

Menurut Anto, perekonomian global juga masih dibayangi oleh rencana normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) yang cukup agresif dan gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong peningkatan harga komoditas. 

“Kepercayaan investor dan terkendalinya penanganan kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia telah mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat,” imbuhnya.

Volatilitas di pasar keuangan domestik yang mulai mereda mendorong meningkatnya aktivitas investor asing di pasar saham maupun surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN) ditandai dengan kepemilikan asing yang meningkat sepanjang tahun berjalan.

Sepanjang Februari 2022, indeks saham cenderung menguat seiring optimisme pelonggaran Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). IHSG menguat sebesar 3,88% month-to-date (mtd) dan relatif lebih tinggi dari negara emerging market lainnya.

“Investor nonresiden mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp17,51 triliun, terutama ke saham sektor perbankan dan komoditas,” tambahnya lagi.

Fungsi intermediasi perbankan pada bulan Januari 2022 mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh sebesar 5,79% year-on-year (yoy). Sektor usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain pertambangan 26,83%, transportasi 11,14% dan pengolahan 8,98%. 

Berdasarkan segmentasi, terdapat peningkatan kredit kategori debitur korporasi sebesar 5,23% yoy dan konsumsi 4,98% yoy. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,07% yoy.

Penghimpunan dana di pasar modal hingga akhir Februari 2022 telah mencapai nilai Rp29,73 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 9 emiten. Penawaran umum mayoritas berasal dari sektor keuangan 33,6%, sektor industrial 16,6% dan sektor properti 13,5%. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia masih baik.

Sektor Non Bank

Pada sektor IKNB, piutang pembiayaan dalam tren peningkatan menjadi sebesar Rp367 triliun. Sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan Januari 2022 sebesar Rp26,9 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp15,1 triliun, serta Asuransi Umum sebesar Rp11,8 triliun. Sedangkan untuk penghimpunan iuran dana pensiun tercatat sebesar Rp3,86 triliun.

Selain itu, fintech peer to peer (P2P) lending pada Januari 2022 mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar Rp1,26 triliun atau 93,8% yoy.

Selanjutnya, profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2022 masih terjaga meskipun terdapat peningkatan rasio NPL gross menjadi sebesar 3,10% dengan NPL nett stabil pada 0,88%. 

Sedangkan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan turun menjadi 3,25%. Sementara itu, Posisi Devisa Neto (PDN) Januari 2022 tercatat sebesar 1,65% atau berada jauh di bawah threshold sebesar 20%.

Selain itu, likuiditas industri perbankan pada Januari 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal tersebut terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 156,76% dan 34,73%, di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50% dan 10%.

Dari sisi permodalan, lembaga jasa keuangan juga mencatatkan permodalan yang semakin membaik. Industri perbankan mencatatkan peningkatan CAR menjadi sebesar 25,78% atau jauh di atas threshold.

Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang juga meningkat masing-masing sebesar 530,8% dan 311,1% yang berada jauh di atas threshold 120%. Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 1,95 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.