<p>Warga mengakses logo Bukalapak melalui gawai dengan latar grafik pergerakan IHSG di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Bursa Saham

OJK Tegur Bukalapak (BUKA) karena Sebagian Dana IPO Masih Disimpan

  • Berdasarkan prospektus IPO, dana hasil penawaran umum perdana saham BUKA diharapkan sebanyak 66% digunakan untuk modal kerja perusahaan, sementara sisanya diperuntukkan bagi modal kerja entitas anak.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengingatkan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) agar segera memanfaatkan dana hasil penawaran umum perdana (IPO). Diketahui, emiten yang beroperasi di sektor e-commerce ini masih menyimpan sisa dana hasil IPO dalam bentuk deposito dan surat utang.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, menyampaikan bahwa OJK telah mengirimkan beberapa surat kepada manajemen BUKA agar segera menggunakan dana hasil IPO.

“Perseroan menyampaikan bahwa seluruh dana akan direalisasikan sesuai dengan rencana yang telah dimuat dalam prospektus IPO saham, yaitu selambat-lambatnya pada 31 Desember 2025,” kata Inarno dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa, 10 September 2024. 

Sebagai informasi, Bukalapak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021, berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp21,9 triliun dari IPO. Dalam prospektusnya, perusahaan menyatakan bahwa semua dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja. Namun, hingga kini masih tersisa Rp9 triliun yang ditempatkan pada surat utang dan deposito.

Berdasarkan prospektus IPO, dana hasil penawaran umum perdana saham BUKA diharapkan sebanyak 66% digunakan untuk modal kerja perusahaan, sementara sisanya diperuntukkan bagi modal kerja entitas anak.

Sementara itu, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 Desember 2021, terjadi perubahan rencana penggunaan dana, di mana 33% dialokasikan untuk modal kerja BUKA, 34% untuk modal kerja entitas anak, dan 33% untuk pertumbuhan usaha BUKA dan/atau entitas anak, baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.

Per 30 Juni 2024, sisa dana yang belum digunakan tercatat sekitar Rp9,8 triliun, dengan penempatan dana yang belum direalisasikan sekitar Rp900 miliar dalam bentuk deposito dan giro, serta sekitar Rp8,9 triliun yang ditempatkan pada obligasi pemerintah.

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 14.20 WIB, bergerak melemah 0,88% ke level Rp114 per saham. Sementara itu, saham BUKA sepanjang tahun inim, juga terpantau melemah 45,19%. 

Dari aspek kinerja, pada paruh pertama tahun ini, Bukalapak berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp2,41 triliun hingga Juni 2024, meningkat 10,61% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,18 triliun. 

Pendapatan dari segmen online to offline (O2O) berkontribusi sebesar Rp1,2 triliun, dengan pertumbuhan 16,78% secara tahunan (YoY), sementara segmen marketplace juga menyumbang Rp1,2 triliun, naik sebesar 6,01% YoY.

Sejalan dengan peningkatan pendapatan tersebut, beban pokok pendapatan BUKA juga meningkat 19,63% YoY menjadi Rp1,95 triliun. Meski demikian, beberapa pos beban Bukalapak lainnya mengalami penurunan. 

Misalnya, beban penjualan dan pemasaran turun 45,67% YoY menjadi Rp1,95 triliun, sedangkan beban umum dan administrasi menyusut 26,63% secara tahunan menjadi Rp175,06 miliar.

Dengan demikian, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Bukalapak mencapai Rp751,9 miliar, lebih buruk dibandingkan posisi per Juni 2023 yang tercatat sebesar minus Rp389,27 miliar.