OJK Proyeksikan Suku Bunga The FED Turun di Kuartal II 2024
- OJK tidak melihat adanya tanda-tanda ketatnya likuiditas perbankan, dan seluruh indikator likuiditas menunjukkan kondisi yang aman.
Perbankan
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan tanggapan atas proyeksi dari bank-bank besar yang menilai likuiditas tahun 2024 akan lebih ketat.
Menanggapi hal tersebut, OJK memastikan bahwa likuiditas perbankan di Indonesia diprediksi tetap memadai dalam tahun mendatang.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, kondisi likuiditas bank saat ini masih sangat memadai.
- Habis Rights Issue, Bank BTPN Siap Akuisisi 2 Perusahaan Ini
- Pegipegi Tutup Bisnis, Bagaimana Nasib Pelanggan?
- Emiten Konstruksi Asri Karya Lestari (ASLI) IPO, Buka Harga Rp100-130 per Lembar Saham
Dian mengatakan bahwa OJK tidak melihat adanya tanda-tanda ketatnya likuiditas perbankan, dan seluruh indikator likuiditas menunjukkan kondisi yang aman.
Indikator tersebut tercermin melalui rasio-rasio seperti Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK), Alat Likuid terhadap Non-core Deposit (AL/NCD), Liquidity Coverage Ratio (LCR), Net Stable Funding Ratio (NSFR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Meskipun ada sedikit penurunan dibandingkan tahun 2022, namun masih lebih tinggi dibandingkan masa pra-pandemi Covid pada tahun 2019.
“Indikasi likuiditas yang masih memadai juga terlihat dari tingkat suku bunga dan volume transaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang juga menunjukkan kondisi normal, alias tidak ada suku bunga dan volume transaksi yang anomali,” ujar Dian melalui jawaban tertulis Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, dikutip Rabu, 13 Desember 2023.
Dian menambahkan, BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) atau suku bunga acuan saat ini, berada pada level yang sama seperti sebelum pandemi, yaitu sebesar 6%.
Bank Indonesia (BI) juga memiliki kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang memberikan kelonggaran dalam pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) jika bank mencapai jumlah tertentu dalam penyaluran kredit sesuai aturan yang ditetapkan.
- Tersengat BLACKPINK, Saham YG Entertainment Rebound
- Axiata Gencarkan Transformasi Implementasi Delayering untuk EXCL dan LINK
- Stoikisme, Ketika Kebahagiaan Tak Perlu Dikejar
“Selain itu, bank-bank juga dapat melakukan transaksi repo kepada BI jika membutuhkan likuiditas yang mendesak,” kata Dian.
OJK meyakini bahwa likuiditas akan cukup terjaga pada tahun 2024, didukung oleh keyakinan bahwa suku bunga di Amerika Serikat, khususnya Fed Fund Rate (FFR), telah mencapai puncaknya dan kemungkinan akan mengalami penurunan pada Kuartal II-2024.
“Oleh karena itu, OJK melihat kondisi likuiditas ke depan masih akan terjaga dan tentu saja OJK akan tetap memantau perkembangan dan situasi yang berpotensi memberikan pengaruh pada pasar keuangan dan perekonomian domestik,” tambah Dian.