<p>Octaviani saat diwisuda di UNY </p>
Nasional & Dunia

Oktaviani, Gadis Tangguh dari Gunungkidul

  • YOGYAKARTA-Gadis berusia 23 tahun ini begitu tangguh. Dia tak pantang menyerang dengan penyakit yang dia idap. Ditutupi semua beban itu agar tidak membuat orang-orang yang dicintainya bersedih. Dia adalah Oktaviani,  putri sorang petani asal Dusun Ngricik, Desa Wiladeg, Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungikdul, DIY. Dia divonis mengidap kanker Liposarkoma atau kanker getah bening sejak April 2019. […]

Nasional & Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

YOGYAKARTA-Gadis berusia 23 tahun ini begitu tangguh. Dia tak pantang menyerang dengan penyakit yang dia idap. Ditutupi semua beban itu agar tidak membuat orang-orang yang dicintainya bersedih.

Dia adalah Oktaviani,  putri sorang petani asal Dusun Ngricik, Desa Wiladeg, Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungikdul, DIY. Dia divonis mengidap kanker Liposarkoma atau kanker getah bening sejak April 2019.   Saat itu statusnya masih sebagai mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Ketika awal-awal dia menyadari keberadaan penyakit tersebut, dia memutuskan untuk tidak menceritakan kepada siapapun kecuali seorang sahabatnya.

Dia juga tetap menjalankan aktivitas sebagai mahasiswi seperti masuk kelas dan bimbingan skripsi hanya seorang diri dengan cara ‘nglajo’ Jogja-Wonosari menggunakan motor.

Namun seorang sahabatnya yang tahu tentang kondisi Octaviani tak mampu lagi menahan rahasia. Bagaimanapun dia tidak rela sahabatnya itu menanggung beban sendirian. Dia pun akhirnya menceritakan kondisi Oktviani ke teman-teman kampusnya.  “Bahkan selama sakitpun ia tidak meminta keringanan sedikitpun,” kata sang Ayah, Suwardi Senin (13/1).

Oktaviani diketahui sudah menjalani pengobatan intensif, namun kanker yang dideritanya terus menjalar. Mengakibatkan dirinya lumpuh dan timbul cairan infeksi di jantung serta paru-parunya.

Saat diwisuda November lalu 2019 dia harus menggunakan kursi roda. Perjuangannya terbayar lunas, ia lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,54. “Berkat dukungan dan doa dari teman-teman, pastinya,” ungkap Oktaviani.

Karena studi baru saja selesai, Oktaviani akan fokus pada penyembuhan. Ia berharap sembuh dan tak ingin berhenti belajar. Ia masih menyimpan cita-cita menjadi pegawai pajak dan akuntan profesional. Oleh karena itu, Oktaviani bertekad melakukan studi lanjut atau mengambil pendidikan profesi akuntansi.

Guna mendukung cita-cita tersebut, Oktaviani terus menggali informasi dan belajar lewat bahan bacaan. Di waktu senggang dan dalam kondisinya terbujur kaku di atas kasur, Oktaviani tetap menyempatkan diri membaca dan belajar.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa pada Senin mengunjungi Octaviani  guna menyerahkan bantuan sebesar Rp47 juta yang dikumpukan melalui laman kitabisa.com. Hanya sebagian biaya pengobatan Ocaviani yang ditanggung JKN-BPJS. Sementara sisa tagihan yang masih harus dilunasi sebesar Rp50 juta.

“Dengan ini, saya secara langsung menyerahkan donasi untuk menggenapkan sumbangan civitas UNY dan pengguna Kitabisa.com. Sudah terkumpul Rp50 juta dan tagihan kanker Oktaviani sesuai laman tersebut, lunas,” ujar Sutrisna disambut haru Oktaviani dan keluarga.

Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa saat mengunjungi Octaviani

Sutrisno menceritakan Oktaviani divonis mengidap kanker sejak April 2019. Sejak saat itu, ia harus menjalani kemoterapi secara intensif seminggu sekali di RS Sardjito. Pun mencari pengobatan alternatif lain. “Saat itu posisinya Oktaviani masih mengerjakan skripsi. Mahasiswi Akuntansi FE UNY,” kata Sutrisna.

“Dia awalnya tidak bilang dan berjuang untuk mengerjakan skripsi seperti mahasiswa lain. Padahal bisa saja kalau dia menyampaikan, pasti akan dibantu dan beban studinya diringankan. Oktaviani kukuh ingin berjuang dengan segenap kemampuannya,” tutur Sutrisna.

Suwardi menambahkan, Oktaviani memang selalu bersemangat belajar. Prestasinya terlihat sejak menyabet kejuaraan di jenjang SD, SMP, dan SMA. Saat berkuliah di UNY, Oktaviani tidak membayar sepeser pun karena mendapatkan beasiswa bidikmisi.

“Alhamdulillah di UNY putri saya mendapat beasiswa, gratis dan dapat uang saku. Karena berprestasi dan berasal dari golongan kurang mampu,” kenang Suwardi. Salut buat Octaviani. Semoga diberi kekuatan dan kesembuhan…