Oktober Biasanya Menjadi Momentum Bullish untuk Pasar Kripto, Apakah Tahun Ini Bisa Terjadi?
- Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, ada fenomena yang disebut "Uptober" atau "Octobull". Fenomena ini kurang lebih mirip dengan "January Effect" di bursa saham.
Pasar Modal
JAKARTA - Menurut data Bitcoin Monthly Returns, harga aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) biasanya akan mengalami bullish pada bulan Oktober.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, ada fenomena yang disebut "Uptober" atau "Octobull". Fenomena ini kurang lebih mirip dengan "January Effect" di bursa saham.
Tahun lalu, bulan Oktober memberikan momentum kepada Bitcoin (BTC) untuk melonjak hingga nyaris 40% dan membuatnya menyentuh level tertinggi atau all time high (ATH) pada bulan November.
Walau Oktober biasanya menjadi momentum pasar kripto untuk bullish, namun Afid menilai bahwa fenomena tersebut kemungkinan tidak akan terulang tahun ini.
"Investor harus lihat secara sadar fenomena tersebut mungkin akan sulit terulang. Tidak hanya kripto, pasar saham secara global pun lagi lesu dan masih dalam tekanan," ujar Afid dikutip dari riset mingguan, Selasa, 11 Oktober 2022.
Menurut Afid, kekhawatiran makroekonomi seputar inflasi, iklim geopolitik, dan kebijakan moneter pun berpotensi melemahkan harga aset-aset kripto big cap, termasuk Bitcoin.
- Profil Risiko yang Lebih Rendah dari Rokok, Kajian terhadap Produk Tembakau yang Dipanaskan Perlu Diperbanyak
- Pascaperilisan Data Ketenagakerjaan AS, Aset Kripto Big Cap Bergerak Mendatar
- 76 Kerangka Anak Untuk Ritual Korban Ditemukan di Peru
Menurut data Coin Market Cap, Selasa, 11 Oktober 2022 pukul 11.30 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mengalami penurunan 2,07% ke posisi US$19.033 (Rp28,74 juta dalam asumsi kurs Rp15.100 perdolar Amerika Serikat/AS).
Kemudian, di peringkat kedua big cap, Ethereum (ETH) mencatat penurunan 3,49% ke level US$1.277 (Rp19,28 juta).
Di peringkat ketiga, Tether (USDT) stagnan di posisi US$1 (Rp15.100), dan di peringkat keempat, USD Coin (USDC) turun 0,01% ke level US$0,9999 (Rp15.098).
Binance Coin (BNB) di peringkat kelima mengalami penurunan 2,89% ke harga US$269,9 (Rp4,07 juta) sementara Ripple (XRP) di peringkat keenam mencatat pelemahan 7,85% ke level US$0,4916 (Rp7.423).
Di peringkat ketujuh, Binance USD (BUSD) stagnan di harga US$1 (Rp15.100), dan di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) menurun 6,64% ke posisi US$0,3957 (Rp5.975).
Selanjutnya, Solana (SOL) di peringkat kesembilan mencatat penurunan 5,16% ke level US$31,34 (Rp473.234), dan di peringkat kesepuluh, Dogecoin (DOGE) turun 5,26% ke posisi US$0,05896 (Rp890).
- Waspada! Inilah 7 Pekerjaan yang Akan Hilang di Masa Depan
- Raja Langit, Kenapa Elang Peregrine Bisa Terbang Sangat Cepat?
- Tren Istilah Bisnis: Apa Itu Return on Investment (ROI)?
Top Gainers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:
1. Terra Classic USD (USTC): +47,55% (US$0,04917/Rp742)
2. Huobi Token (HT): +15,9% (US$5,08/Rp76.708)
3. Maker (MKR): +3,73% (US$949,06/Rp14,3 juta)
4. Convex Finance (CVX): +1,48% (US$5,53/Rp83.503)
5. OKB (OKB): +0,48% (US$15,69/Rp236.919)
Top Losers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:
1. Chiliz (CHZ): -13,52% (US$0,186/Rp2.808)
2. Ethereum Classic (ETC): -11,26% (US$23,97/Rp361.947)
3. Ravencoin (RVN): -10,43% (US$0,03214/Rp485)
4. Internet Computer (ICP): -9,87% (US$5,29/Rp79.879)
5. Lido DAO (LDO): -9,78% (US$1,31/Rp19.781)