Dunia

Olimpiade Tokyo Selesai, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui Soal Olimpiade Paris 2024

  • Pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia menempati posisi ke-55 dengan 5 medali, yang terdiri dari 1 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu. Indonesia dikudeta Filipina dengan 4 medali, yang meliputi 1 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu.
Dunia
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 resmi ditutup, Minggu, 8 Agustus 2021. Penutupan ajang olahraga paling bergensi ini ditandai dengan acara penyerahan bendera Olimpiade dari Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, kepada Wali Kota Paris, Anne Hidalgo.

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan dengan berakhirnya Olimpiade Tokyo maka semua mata akan tertuju kepada gelaran Olimpiade yang akan terlaksana di Paris tahun 2024.

"Saya menyatakan pertandingan Olimpiade ke-32 ditutup. Sesuai dengan tradisi, saya menyerukan kepada para pemuda dunia untuk berkumpul di Paris, Prancis, dalam waktu tiga tahun untuk merayakan Olimpiade ke-33," ujar Bach dalam upacara penutupan yang berlangsung di Stadion Nasional Tokyo, Jepang, Minggu malam.

Bach pun menyampaikan apresiasi tinggi kepada para atlet yang terlibat dalam gelaran olahraga tersebut. Meski tertekan akibat pandemi COVID-19, namun para atlet tetap bersemangat hingga beberapa diantaranya berhasil memecahkan rekor dunia.

"Anda menginspirasi kami dengan kekuatan pemersatu olahraga ini. Ini bahkan lebih luar biasa mengingat banyak tantangan yang harus Anda hadapi karena pandemi. Olimpiade Tokyo 2020 adalah Olimpiade harapan, solidaritas, dan perdamaian," ungkap Bach mengutip Olympics.com.

Olimpiade Tokyo 2020 dimenangkan oleh Amerika Serikat setelah berhasil mengumpulkan total 113 medali, masing-masing 39 emas, 41 perak dan 33 perunggu.

Di tempat kedua, negara kompetitor perdagangannya, China, dengan perolehan 88 medali yang meliputi 38 emas, 32 perak dan 18 perunggu.

Tuan rumah Jepang menempati posisi tigas dengan perolehan 58 medali, yang terdiri dari 27 medali emas, 14 perak dan 17 perunggu.

Sementara, Indonesia menempati posisi ke-55 dengan 5 medali, yang terdiri dari 1 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu. Indonesia dikudeta Filipina dengan 4 medali, yang meliputi 1 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu. Negara tetangga Indonesia ini berada di urutan ke-50.

Olimpiade Paris 2024

Sementara Olimpiade Paris 2024 mungkin masih beberapa tahun lagi, mungkin terlalu bersemangat untuk membahas soal Olimpiade ke-33 tersebut.

Namun berikut adalah lima hal utama yang perlu diketahui tentang Olimpiade Paris 2024, termasuk olahraga baru, tempat di Samudra Pasifik, desain logo, dan masih banyak lagi.

1. Olimpiade Ketiga di Paris

Paris akan menjadi kota kedua yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas tiga kali setelah London yang menggelarnya pada Olimpiade 1908, 1984 dan 2012.

Paris pertama kali menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 1900, empat tahun setelah acara multi-olahraga dibangkitkan di Athena setelah dilarang oleh Kaisar Romawi Theodosius I sekitar 1.500 tahun sebelumnya.

Tidak ada upacara pembukaan atau penutupan yang diadakan di Olimpiade 1900, yang menampilkan atlet wanita untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade, serta acara unik lainnya termasuk balon, renang bawah air, dan kriket.

Paris menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas lagi pada tahun 1924, dan menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade dua kali. 

Sementara Upacara Pembukaan Olimpiade 1924 diadakan pada tanggal 5 Juli, beberapa kompetisi dimulai pada tanggal 4 Mei, dengan Upacara Penutupan diadakan pada tanggal 27 Juli.

Seratus tahun kemudian, pada 26 Juli 2024, Paris akan secara resmi menyambut dunia ke Olimpiade untuk ketiga kalinya. Persisnya pada 26 Juli-11 Agustus 2024.

Olimpiade ini akan menjadi yang keenam diadakan di Prancis. Selain tiga Olimpiade Musim Panas, Prancis juga telah menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin, yaitu Chamonix 1924, Grenoble 1968 dan Albertville 1992.

2. Cabang Olahraga Baru

Program Olimpiade Musim Panas 2024 dijadwalkan menampilkan 32 cabang olahraga yang mencakup 306 acara; di antara olahraga tersebut adalah breaking, yang akan membuat debut Olimpiade.

Breaking adalah bentuk kompetisi dari breakdance yang mencakup gerak kaki dan gerakan atletik seperti punggung atau kepala berputar. Atlet (dikenal sebagai b-boys dan b-girls) dinilai berdasarkan sejumlah kriteria selama rutinitas mereka, termasuk keterampilan teknis, kreativitas, gaya, kecepatan, kekuatan, ritme, dan kelincahan.

Breaking adalah acara yang sangat populer di Olimpiade Pemuda Musim Panas 2018 di Buenos Aires, dan pada Desember 2020 olahraga ini secara resmi ditambahkan ke program untuk Paris 2024 bersama dengan selancar, skateboard, dan panjat tebing (yang melakukan debut Olimpiade di Tokyo 2020).

3. Selancar di Tahiti

Tahiti adalah pulau terbesar di Polinesia Prancis, sebuah kolektivitas Prancis di seberang lautan, yang akan menjadi tuan rumah kompetisi selancar di Paris 2024.

Tahiti dipilih sebagai tempat di empat lokasi potensial di daratan Prancis (Biarritz, Lacanau, Les Landes, dan La Torche).

Nantinya, ketika kompetisi dimulai pada 2024, kompetisi ini akan memecahkan rekor perebutan medali Olimpiade terjauh yang akan diadakan di luar kota tuan rumah. Jarak Tahiti ke Paris mencapai 15.700 kilometer.

Pada Olimpiade Melbourne 1956, acara berkuda dipindahkan dari kota Australia karena undang-undang karantina dan sebagai gantinya diadakan lima bulan sebelumnya di Stockholm, Swedia.

Asosiasi Selancar Internasional (ISA) mendukung keputusan tersebut, dengan Presiden ISA Fernando Aguerre mengatakan kepada BBC bahwa pilihan Tahiti sebagai tempat Olimpiade "adalah kesaksian semangat kreativitas dan inovasi Paris 2024".

4. Logo yang Ikonik

Ketika logo Paris 2024 diresmikan pada 2019, hal itu menandai momen ikonik dalam sejarah Olimpiade dan Paralimpiade. Untuk pertama kalinya, emblem yang sama akan digunakan untuk kedua kompetisi.

Digambarkan sebagai 'wajah' Olimpiade, logo tersebut merupakan kesatuan dari tiga simbol ikonik: medali emas, api, dan Marianne, simbol revolusi dan rakyat Prancis.

"Pertama, logo ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, kami ingin sama untuk Olimpiade dan Paralimpiade," kata pemimpin penawaran Olimpiade Paris 2024 dan juara kano Olimpiade tiga kali Tony Estanguet.

"Ini bersejarah, untuk mengatakan bahwa kami memiliki ambisi yang sama untuk dua acara ini, untuk menempatkan atlet Olimpiade dan Paralimpiade ini pada level yang sama dan untuk merayakan Olimpiade dengan cara yang sama, apakah itu dalam hal perayaan atau warisan," imbuhnya.

5. Maraton Publik

Di Olimpiade Paris 2024 juga akan ada maraton  massal yang terbuka untuk atlet amatir yang akan berlangsung pada hari yang sama dengan acara maraton atlet elit. Ini merupakan olahraga pertama yang akan ditampilkan dalam sebua Olimpiade.

Maraton 'publik' tidak akan dimulai pada waktu yang sama dengan kompetisi elit, tetapi para atlet akan berlari di jalur yang sama dan dalam kondisi yang sama dengan acara Olimpiade.

Dengan maraton massa ini, Olimpiade Paris 2024 mengundang orang-orang di seluruh Prancis untuk terinspirasi oleh pola pikir atletik dan nilai-nilai Olimpiade, dan mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Hal itu penting karena memungkinkan sebanyak mungkin orang berbagi pengalaman yang luar biasa.

Nantinya beberapa format maraton yang berbeda akan ditawarkan sehingga setiap orang, apakah mereka atlet berpengalaman atau pemula, berbadan sehat atau cacat, muda atau tidak muda, dapat nikmati momen yang benar-benar luar biasa tersebut.*