<p>Fendi Susiyanto  host di program Podcast OmFin Channel (Omongan Investasi dan Financial) /dok TrenAsia</p>
Bursa Saham

3 Skenario IHSG Versi OmFin: Akhir 2020 Potensi Tembus 5.500

  • JAKARTA – Pekan lalu kasus COVID-19 yang mengalami peningkatan serta perkiraan terjadinya resesi di kuartal III menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski demikian berdasarkan analisa tren COVID-19 serta pergerakan perekonomian, IHSG diprediksi masih mengalami tren penguatan. OmFin Channel memprediksi ada tiga skenario yang bisa terjadi hingga akhir tahun. Skenario pertama IHSG […]

Bursa Saham

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Pekan lalu kasus COVID-19 yang mengalami peningkatan serta perkiraan terjadinya resesi di kuartal III menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Meski demikian berdasarkan analisa tren COVID-19 serta pergerakan perekonomian, IHSG diprediksi masih mengalami tren penguatan. OmFin Channel memprediksi ada tiga skenario yang bisa terjadi hingga akhir tahun.

Skenario pertama IHSG akan mengalami penurunan terlebih dulu dan menguji di level harga 4.650. Sebelum kemudian menguat kembali hingga pada akhir tahun pada kisaran 5.200 hingga 5.500.

Skenario kedua, IHSG akan turun dulu menguji ke level 4.400. Sebelum kemudian menguat kembali hingga akhir tahun pada kisaran 4.900 hingga 5.500. Skenario ketiga, IHSG akan turun dulu menguji level 4.100. Lalu kemudian menguat kembali hingga akhir tahun pada kisaran harga 4.500 hingga 4.800.

“Dari ketiga skenario tersebut, saya lebih condong ke skenario pertama dan kedua,” kata Fendi Susiyanto yang akrab disapa OmFin terkait arah IHSG hingga akhir tahun ini (28/9).

Sejumlah sentimen mempengaruhi kinerja IHSG dalam dua skenario tersebut. Fendi menyebut indeks akan berpeluang besar menguji ke level support 4.400 hingga 4650.. Saat ini pergerakan saham saham condong ke arah suppor tersebut. Sehingga proyeksinya pada akhir tahun indeks akan terapresiasi kendati gelombang pandemi Covid dan masalah perekonomian global menghadang.

Adapun sentimen negatif seperti resesi ekonomi yang membayangi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi Indonesia mengalami resesi pada kuartal III 2020. Resesi merupakan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut.

“Kita akan alami pertumbuhan ekonomi negatif sampai akhir tahun minus 0,6% sampai -1%,” jelas Fendi.

Fendi berharap pasar modal selangkah lebih maju ketimbang kondisi perekonomian. Ia menambahkan banyak pihak yang memproyeksikan ekonomi Indonesia menguat pada 2021 di kisaran 5,3% hingga 5,6%. Sehingga ini bisa jadi acuan pelaku pasar modal Indonesia untuk tetap optimistis ke depan.