Omicron Terus Meningkat, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022 Diprediksi Rendah
- Ledakan kasus yang dipicu oleh gelombang varian baru Omicron ini diprediksi menekan derap pemulihan ekonomi yang sudah mulai terlihat sejak tahun lalu.
Nasional
JAKARTA -- Kasus COVID-19 kembali mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Ledakan kasus yang dipicu oleh gelombang varian baru Omicron ini diprediksi menekan derap pemulihan ekonomi yang sudah mulai terlihat sejak tahun lalu.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan lonjakan kasus Omicron yang mulai terjadi sejak pekan lalu diprediksi akan mempengaruhi keyakinan konsumen sehingga tingkat konsumsi masyarakat yang berkontribusi terhadap 49% ekonomi tahun lalu diprediksi akan kembali melemah.
Dampak Omicron juga akan menghantam sektor perdagangan ritel dan pariwisata apabila skenario Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali ditingkatkan ke level IV seperti yang terjadi pada periode pertengahan tahun lalu.
"Kenaikan kasus Omicron perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada keyakinan konsumen untuk berbelanja di luar rumah. Menurunkan tingkat pendapatan di sektor retail dan membuat sektor pariwisata lebih lama pulih," kata Bhima ketika dihubungi TrenAsia.com, Senin, 31 Januari 2022.
- Menyamar di Aplikasi Kencan, Detektif Kepolisian Florida Tangkap Pengedar Narkoba
- BANKING EVERYWHERE: Jalan Panjang Industri Perbankan Menuju Era Digital 4.0
- Mobil Terbang Milik Perusahaan Slovakia Telah Mendapat Izin Terbang
Apabila kasus Omicron mencapai puncaknya pada tiga bulan pertama tahun ini, dia pun memperkirakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2022 hanya bergerak tipis ke level 2-2,5% year on year (yoy).
Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2021 terkontraksi sebesar 0,74%, menyusut dari kinerja ekonomi pada kuartal pertama 2020 yang minus 5,32%.
"Kalau skenarionya sampai mengarah pada PPKM ketat lagi, aktivitas ekonomi yang sebenarnya sedang tahap recovery bisa menurun kembali," katanya.
Dia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang rendah juga dipicu oleh inflasi yang diprediksi meningkat akibat lonjakan harga pangan sejak akhir tahun lalu.
"Di sisi lain, sepanjang Januari-Maret itu low-season karena tidak ada event besar seperti Ramadhan dan Tahun Baru sehingga pola pengeluaran juga terbatas," imbuhnya.
Selain itu, kinerja ekonomi juga dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan ekspor batu bara baru-baru ini dan ketentuan domestic market obligation (DMO) bagi produsen batu bara.
Seiring kebijakan tersebut, lanjut Bhima, lonjakan Omicron akan mengganggu kinerja ekspor karena biaya logistik global yang diprediksi meningkat.
"Omicron juga membuat biaya shipping atau logistik ekspor naik signifikan, karena beberapa negara tujuan utama alami pengurangan tenaga kerja dan pengurangan jam kerja selama pembatasan sosial," papar Bhima.
Bhima pun memproyeksikan bahwa kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini pun akan sulit mencapai target 5% sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
Dia mendorong pemerintah mempercepat penyaluran dana Program Ekonomi Nasional (PEN) dan belanja pemerintah sehingga bisa menopang tingkat konsumsi masyarakat.
"Belanja kesehatan juga harus dipastikan terdistribusikan dengan baik, sehingga punya efek pengganda yakni antisipasi penyebaran Omicron sekaligus memacu pertumbuhan industri kesehatan dalam negeri," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo pekan lalu telah menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai guna melakukan perawatan terhadap pasien aktif COVID-19 yang kini sudah mencapai 61.718 orang.
“Perbaikan berbagai sarana prasarana fasilitas kesehatan disesuaikan dengan karakter varian Omicron yang berbeda dengan sebelumnya, dan membutuhkan penanganan yang berbeda pula salah satunya dengan menyediakan layanan telemidisin," katanya.
Kepala Negara menegaskan bahwa semua kasus Omicron membutuhkan layanan kesehatan namun karena gejalanya tidak membahayakan sehingga yang paling penting meminimalkan kontak dengan orang lain.
Dia pun meminta agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan, mengurangi aktivitas yang tidak perlu dan mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan diri sebaik-baiknya untuk meningkatkan imunitas.
"Saya minta Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian tetap tenang, tidak panik, laksanakan selalu protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu," ungkapnya.