<p>Tidar (46), mendorong sepeda nya berjualan jamu keliling di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis 11 Juni 2020. Penjual jamu tradisional keliling ini tampak mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan mengenakan masker, face shield, dan sarung tangan dalam melayani pelanggan setianya di masa PSBB transisi. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Omzet Penjualan Sepeda di Pasar Rumput Meroket 100%

  • JAKARTA – Sebagai salah satu sentra penjualan sepeda di Jakarta, jajaran toko penjual sepeda di Pasar Rumput terlihat  cukup ramai dikunjungi. Alasannya, pandemi COVID-19 membuat tren bersepeda menjadi meningkat karena bersepeda dianggap sebagai olah raga yang efektif menerapkan pembatasan jarak. Banyaknya masyarakat yang bersepeda turut mendongkrak penjualan sepeda, hal ini diakui oleh pemilik toko Sepeda […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Sebagai salah satu sentra penjualan sepeda di Jakarta, jajaran toko penjual sepeda di Pasar Rumput terlihat  cukup ramai dikunjungi. Alasannya, pandemi COVID-19 membuat tren bersepeda menjadi meningkat karena bersepeda dianggap sebagai olah raga yang efektif menerapkan pembatasan jarak.

Banyaknya masyarakat yang bersepeda turut mendongkrak penjualan sepeda, hal ini diakui oleh pemilik toko Sepeda Ijan yang ditemui TrenAsia.com, Rabu, 24 Juni 2020. “Sekarang bisa 10-15 unit terjual tiap harinya, omzet naik 100%,” kata Ijan.

Menurut pengakuan Ijan, tipe sepeda yang paling laris saat ini adalah sepeda lipat lipat dan sepeda gunung (MTB). Untuk sepeda baru, dijual dengan harga variatif mulai dari Rp500.000 sampai Rp5 juta tergantung merek dan spesifikasi sepeda.

Dengan banyaknya peminat, Ijan mengaku ada kenaikan harga sepeda rata-rata sebesar 70%.  Pasalnya, banyak stok sepeda yang sudah habis terjual sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk mendapatkan stok barang kembali.

Ijan pun menyebut fenomena bersepeda ini di luar ekspektasinya, mengingat justru para pedagang sepeda sempat pesimistis dengan krisis ekonomi akibat COVID-19 yang membuat daya beli masyarakat melemah.

Adapun, omzet yang diterima juga meningkat menjadi Rp30 juta – Rp40 juta per harinya. Omzet ini naik 100%, sangat jauh melampaui periode tertinggi penjualan sepeda yang biasanya jatuh pada masa hari raya Lebaran sekalipun.

Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mencatat peningkatan penjualan dapat mencapai empat kali lipat dibandingkan kondisi normal. Padahal, beberapa tahun terakhir, industri sepeda tengah menghadapi lesunya permintaan pasar.

“Saat ini jadi momentum industri sepeda untuk bangkit,” kata Eko Wibowo, Sekretaris Jenderal Apsindo.

Kenaikan trafik penjualan sepeda tidak hanya terjadi di toko luar jaringan (offline), VP of Merchant Bukalapak, Kurnia Rosyada menyebut ada kenaikan penjualan sepeda dan aksesoris sepeda di Bukalapak.

“Paling banyak dicari ada produk aksesoris sepeda, sepeda MTB, botol minum,” sebut Kurnia.