Ilustrasi alat kampanye.
Nasional

Omzet UMKM Alat Kampanye Anjlok 90 Persen di Pemilu 2024

  • Omzet atau penghasilan UMKM penjual atribut kampanye di Pemilu 2024 turun hingga 90% dibanding pemilu sebelumnya. Penurunan drastis itu diduga lantaran impor alat kampanye yang masif pada pemilu kali ini.

Nasional

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Omzet atau penghasilan UMKM penjual atribut kampanye di Pemilu 2024 turun hingga 90% dibanding pemilu sebelumnya. Penurunan drastis itu diduga lantaran impor alat kampanye yang masif pada pemilu kali ini. 

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Yulius mengatakan saat ini banyak pesanan atribut kampanye melalui lokapasar atau e-commerce. Hal ini diduga membuat penjualan alat kampanye via UMKM lesu. 

Yulius menyebut terjadi penurunan omzet penjualan cukup drastis dari 40 hingga 90% jelang Pemilu 2024 jika dibandingkan dengan Pemilu 2019. “Lima atau 10 tahun lalu banyak pemesanan ke UMKM, sekarang larinya ke e-commerce. Yang kita tahu, e-commerce barangnya banyak dari luar negeri,” ujarnya dalam keterangan pers, dikutip TrenAsia, Selasa, 9 Januari 2024. 

Yulius mengatakan impor alat kampanye masih merupakan dugaan. Isu tersebut didapatkannya seusai melakukan wawancara kepada 15 orang pelaku UMKM yang berjualan di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen Jakarta. 

Menurut Yulius, praktik pembelian alat peraga kampanye seperti kaus, kemeja, jaket atau topi sebagian besar dilakukan melalui e-commerce. “Beli online. Misal barang dari China, mereka (tambah) gambar Garuda (logo partai) dengan distempel, gambar lambang PDIP distempel,” ujarnya. 

Pihaknya menduga harga yang lebih terjangkau membuat pemesanan atribut kampanye beralih ke penjual luar negeri. Fenomena ini dinilai membuat kontestasi Pemilu 2024 tidak akan berdampak signifikan pada pengusaha dalam negeri.

Seorang pedagang Pasar Tanah Abang Dody Ariyanto mengatakan pembelian atribut peraga kampanye dari luar negeri sering didengarnya dari mulut ke mulut sesama pedagang. Namun penjualannya tidak dilakukan secara terang-terangan dengan cara dijajakan langsung di toko, melainkan langsung dikirim dari luar negeri ke alamat peserta Pemilu.

“Kita tahu-lah karena memang barang yang dari luar itu masuk dengan harga murah. Cuma kita memang tidak mau mencari tahu sampai ke sana, kita berjualan saja,” tuturnya. Selain gempuran produk impor, periode kampanye yang lebih singkat tahun ini membuat omzet semakin menurun.

Masa Kampanye Lebih Pendek

Pelaku UMKM penjual atribut kampanye menyebut penurunan omzet bisa mencapai 70%. Sebagai informasi, periode kampanye Pemilu 2024 hanya sekitar 2,5 bulan. Adapun periode pemilu sebelumnya mencapai 6 bulan. 

Ketua IPKB (Indonesia Pengusaha Konfeksi Berkarya) Nandi Herdiaman mengatakan kampanye Pemilu 2024 tidak berdampak pada pelaku UMKM, terutama yang bergerak di bidang konfeksi dan sablon yang memproduksi atau menjual alat peraga kampanye. 

Padahal, imbuh dia, musim kampanye Pemilu biasanya menjadi momen yang ditunggu-tunggu. “Dulu saat musim kampanye tahun 2019, tiga bulan sebelumnya sudah ada order dari Rp4 juta sampai Rp15 juta hanya dari partai. Sekarang, jutaan tidak sampai. Hanya puluhan ribu saja, itu pun bukan dari partai, hanya dari caleg,” ujarnya.