chatgpt-inix.jpg
Tekno

OpenAI Blokir Akses ChatGPT di Italia, Ini Alasannya

  • OpenAI baru saja dikabarkan memblokir akses ke chatbot AI generatifnya, ChatGPT di Italia. Langkah ini dilakukan karena OpenAI mengikuti perintah dari otoritas perlindungan data setempat pada hari Jumat lalu bahwa mereka harus berhenti memproses data orang Italia untuk layanan ChatGPT.

Tekno

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - OpenAI baru saja dikabarkan memblokir akses ke chatbot AI generatifnya, ChatGPT di Italia. Langkah ini dilakukan karena OpenAI mengikuti perintah dari otoritas perlindungan data setempat pada hari Jumat lalu bahwa mereka harus berhenti memproses data orang Italia untuk layanan ChatGPT.

Seperti yang dilansir dari laman TechCrunch, dalam sebuah pernyataan yang muncul secara online kepada pengguna dengan IP Address Italia yang mencoba mengakses ChatGPT, OpenAI menuliskan bahwa mereka ‘menyesal’ memberi tahu pengguna bahwa mereka telah menonaktifkan akses ChatGPT ke pengguna di Italia atas permintaan dari badan Otoritas Perlindungan Data Lokal yang dikenal sebagai Garante.

OpenAI juga mengatakan akan memberikan refund atau pengembalian uang untuk semua pengguna di Italia yang telah berlangganan ChatGPT Plus bulan lalu dan mencatat juga bahwa perpanjangan langganan untuk sementara dihentikan di Italia agar pengguna tidak akan dikenakan biaya saat layanan ditangguhkan.

Alasan OpenAI Blokir Akses ChatGPT di Italia

Alasan OpenAI Blokir Akses ChatGPT di Italia

Pada hari Jumat 31 Maret 2023, Garante mengumumkan telah membuka penyelidikan ke ChatGPT atas dugaan pelanggaran General Data Protection Regulation (GDPR) Uni Eropa dengan mengatakan bahwa dikhawatirkan OpenAI telah memproses data orang Italia secara tidak sah.

OpenAI tampaknya tidak memberi informasi kepada siapapun mengenai data yang mereka kumpulkan, dan data yang telah dikumpulkan cenderung digunakan untuk melatih teknologi seperti dengan mencari informasi dari forum internet. OpenAI juga sampai saat ini juga masih belum sepenuhnya terbuka tentang data yang diprosesnya. Meskipun data yang digunakan untuk pelatihan mungkin bersifat publik (dalam arti diposting secara online), GDPR masih mengandung prinsip transparansi yang menyarankan baik pengguna maupun orang yang datanya diambil harus diberi tahu.

Dalam pernyataannya, Garante juga menunjukkan kurangnya sistem apa pun untuk mencegah anak di bawah umur mengakses teknologi tersebut dan mencatat bahwa tidak ada fitur verifikasi usia untuk mencegah akses yang tidak pantas. Selain itu, regulator telah menyuarakan keprihatinan atas keakuratan informasi yang disediakan oleh chatbot.

ChatGPT dan chatbot AI generatif lainnya diketahui terkadang menghasilkan informasi yang salah tentang individu yang disebutkan. Hal ini terlihat bermasalah di Uni Eropa karena GDPR memberi individu serangkaian hak atas informasi mereka termasuk hak untuk memperbaiki informasi yang salah. Selain itu, saat ini, tidak jelas OpenAI memiliki sistem di mana pengguna dapat meminta chatbot untuk berhenti berbohong tentang mereka.