OpenAI Mulai Mengalihkan Fokus ke Superintelligence
- Dalam sebuah posting di blog pribadinya, CEO OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa OpenAI mulai mengalihkan fokus mereka ke superintelligence atau kecerdasan super.
Tekno
JAKARTA – Dalam sebuah posting di blog pribadinya, CEO OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa OpenAI mulai mengalihkan fokus mereka ke superintelligence atau kecerdasan super.
Dalam tulisannya, ia yakin superintelligence dapat mempercepat penemuan dan inovasi ilmiah dalam skala besar, melampaui kemampuan manusia. Altman sebelumnya menyebutkan, kecerdasan super akan muncul beberapa ribu hari lagi, dan mengatakan bahwa kedatangannya akan lebih intens daripada yang diperkirakan banyak orang.
“Alat superintelligent dapat secara masif mempercepat penemuan ilmiah dan inovasi jauh melampaui apa yang mampu kita capai sendiri, dan pada gilirannya meningkatkan kelimpahan dan kemakmuran secara besar-besaran,” ujar Sam Altman, dikutip dari Yahoo Finance, belum lama ini.
- 2025: Tahun YONO, Saatnya Hidup Lebih Hemat
- 7 Tayangan Seru di Viu untuk Memulai Tahun Baru, Reality Show, Drama, dan Film Terbaru
- 4 Fakta Menarik Tentang Family by Choice, Drama Korea yang Menggetarkan Hati
Ia mengemukakan keyakinannya, pada tahun ini, sistem AI yang dapat beroperasi secara otonom, atau yang dikenal dengan agen AI, akan mulai bergabung dengan tenaga kerja. Altman memprediksi bahwa agen-agen AI ini dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dengan mengubah cara kerja dan hasil yang dicapai.
Dilansir dari AIbase, di balik optimisme tersebut, Altman juga mengakui, teknologi AI saat ini masih memiliki keterbatasan teknis. Sistem AI sering kali menghasilkan informasi yang salah (hallucination), yang menyebabkan kesalahan yang jelas bagi manusia.
Ini tentu memerlukan biaya operasional yang tinggi. Meski demikian, Altman tetap percaya tantangan-tantangan ini akan segera teratasi. Altman mencatat pengalaman dalam pengembangan AI selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sering kali tidak sesuai jadwal yang diperkirakan.
Dilansir dari ACN, bagaimana jika kecerdasan buatan (AI) bisa melampaui kecerdasan manusia, merevolusi setiap industri, dan menyelesaikan masalah yang selama ini hanya ada dalam mimpi? Gagasan ini, yang dulunya hanya ada di ranah fiksi ilmiah, kini semakin mungkin terjadi seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan.
OpenAI, sebagai pelopor di bidang ini, kini mengalihkan fokusnya untuk mengembangkan superintelligence—AI yang melampaui kemampuan manusia. Langkah ini menandai perubahan strategi yang berani, menandakan babak baru dalam perlombaan menuju sistem AI yang lebih maju dan transformatif.
Superintelligence merujuk pada AI yang memiliki kemampuan untuk melampaui manusia di setiap bidang, termasuk kreativitas, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
OpenAI, yang dikenal karena pengembangan model canggih seperti GPT (Generative Pre-trained Transformer), telah berada di garis depan penelitian AI, tetapi arah strategis terbarunya bertujuan untuk mencapai tujuan yang lebih ambisius dan transformatif.
Secara historis, OpenAI telah berfokus pada pembuatan alat AI yang kuat untuk aplikasi praktis, mulai dari model bahasa hingga generator gambar. Namun, organisasi ini baru-baru ini menegaskan bahwa visi jangka panjangnya melibatkan pengembangan kecerdasan buatan umum (AGI) yang berpotensi mengarah pada superintelligence.
Pergeseran fokus ini dapat merevolusi berbagai industri, mulai dari kesehatan dan keuangan hingga transportasi dan pendidikan, dengan menciptakan sistem AI yang mampu menyelesaikan tantangan global yang kompleks dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Memiliki Keterbatasan
Salah satu pendorong utama di balik peralihan OpenAI menuju superintelligence adalah kesadaran bahwa model AI saat ini, meskipun mengesankan, masih memiliki keterbatasan dalam kemampuan bernalar, memahami konteks, dan menunjukkan kecerdasan umum.
Untuk mencapai superintelligence, AI perlu berkembang dalam bidang seperti penalaran logis, kemampuan memperbaiki diri, dan perencanaan jangka panjang. Investasi OpenAI dalam penelitian keamanan juga menunjukkan kesadaran mereka terhadap risiko yang terkait dengan sistem AI yang kuat.
Memastikan bahwa superintelligence selaras dengan nilai-nilai manusia dan memberikan manfaat bagi masyarakat akan menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangannya.
Namun, pergeseran ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang implikasi etis dari AI superintelligent. Potensi sistem AI untuk melampaui kemampuan manusia memunculkan pertanyaan tentang kontrol, tata kelola, dan konsentrasi kekuasaan. Fokus OpenAI pada keamanan dan transparansi akan diuji seiring dengan upaya mereka mendorong batas penelitian AI.
- Tutup Buku 2024, Sri Mulyani Sebut APBN Masih Defisit 2,29 Persen
- Begini Mekanisme Pengembalian Kelebihan Bayar PPN 12 Persen
- Menaksir Biaya Kompensasi Shin Tae-yong setelah Dipecat PSSI
Langkah strategis OpenAI menuju superintelligence mewakili visi ambisius untuk masa depan AI. Meskipun pengembangan sistem superintelligent menjanjikan manfaat yang luar biasa, hal ini juga menghadirkan tantangan dan risiko yang signifikan.
Saat OpenAI memimpin langkah ini, komunitas global perlu mempertimbangkan dengan hati-hati implikasi etis dan sosial dari fase berikutnya dalam evolusi AI.