Ilustrasi ladang minyak dan gas lepas pantai.
Industri

Lifting Migas Semester I-2021 Capai 1,64 MBOEPD

  • Industri minyak dan gas (migas) mencatat rata-rata lifting pada semester I-2021 mencapai1,64 Million Barrels of Oil Equivalents Per Day (MBOEPD).
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Industri minyak dan gas (migas) mencatat rata-rata lifting pada semester I-2021 mencapai1,64 Million Barrels of Oil Equivalents Per Day (MBOEPD).

Dari jumlah tersebut, lifting minyak sebesar 667.000 Barrels of Oil per Day (BOPD) atau 95% dari target yang ditetapkan, yakni 705.000 BOPD. Sementara untuk lifting gas, jumlahnya sebesar 5.430 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 96% dari target 5.638 MMSCFD.

Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan pihaknya terus mengoptimalkan produksi.

“Bersama kontraktor migas, kami akan merealisasikan program Filling The Gap (FTG) dan mengupayakan insentif hulu migas,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 19 Juli 2021.

Melalui Program FTG, katanya, terdapat tambahan minyak rata-rata 1.900 BOPD. Menurutnya, jumlah ini di luar rencana tambahan yang direncanakan dalam Work, Program, & Budget (WP&B) 2021.

Selain itu, usaha lain yang dilakukan SKK Migas untuk mengejar capaian target, yakni mengupayakan persetujuan tax holiday untuk pajak penghasilan di semua wilayah kerja migas.

Kemudian, ia juga mendorong pemerintah untuk menyesuaikan biaya pemanfaatan Kilang LNG Badak sebesar US$0,22 per MMBTU. Terakhir, ia meminta dukungan dari kementerian yang membina industri pendukung hulu migas, seperti industri baja, rig, jasa dan service, untuk membahas pajak bagi usaha tersebut.

Sumbang Rp96,7 triliun ke Penerimaan Negara

Sebagai informasi, pada semester I-2021, industri migas juga mencatatkan penerimaan negara sebesar US$6,67 miliar atau setara Rp96,7 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat).

Dwi bilang, penerimaan negara tersebut dipengaruhi oleh harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh pada tahun lalu.

“Harga Indonesian Crude Price (ICP) menunjukkan kenaikan, bahkan per Juni 2021 mencapai US$70,23 per barel,” katanya.

Adapun realisasi investasi hulu migas pada awal tahun ini tercatat sebesar US$873,2 juta atau setara 7,05% dari target sebesar US$12,38 miliar.

Capaian tersebut diketahui lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$767,5 juta atau 5,5% dari target. Realisasi investasi sebesar US$873,2 juta ini pun diklaim berdampak pada kelancaran proyek hulu migas.