Optimisme dan Kewaspadaan Bayangi Pertumbuhan Properti di Indonesia pada 2024
- Knight Frank Indonesia menyatakan bahwa situasi ekonomi dan politik dalam negeri menimbulkan optimisme dan kewaspadaan terhadap pertumbuhan properti di Indonesia.
Properti
JAKARTA - Knight Frank Indonesia menyatakan bahwa situasi ekonomi dan politik dalam negeri menimbulkan optimisme dan kewaspadaan terhadap pertumbuhan properti di Indonesia.
Hal tersebut disinyalir oleh risiko geopolitik global yang makin panas dan tantangan domestik seperti berlangsung Pemilu 2024 turut serta memberikan dampak pada keputusan investor untuk menunda aksi dalam sektor properti komersial dan residensial karena menunggu hasil kontestasi tersebut.
Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menyebutkan pemulihan ekonomi setelah pandemi yang digulirkan juga harus melalui berbagai tantangan, mulai dari peningkatan inflasi, peningkatan suku bunga dan kenaikan BBM.
- Mengenal Keunggulan Chipset AI Qualcomm di Samsung S24 Ultra
- KAI dan Perumnas Bangun Stasiun KRL Baru di Lintas Tanah Abang - Parung Panjang
- Waskita Beton Bukukan Kontrak Baru Rp1,74 T pada 2023
Di tengah tantangan tersebut pemerintah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan industri properti, salah satunya insentif PPN DTP yang dirilis kembali akhir tahun lalu, mampu memberikan pesan dukungan untuk pertumbuhan properti yang positif," ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis, 18 Januari 2024.
Menurut survei yang dilakukan oleh Knight Frank Indonesia, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tetap stabil dengan potensi pertumbuhan, namun tetap perlu waspada di tengah kondisi ekonomi dan geopolitik global saat ini.
Meski begitu, ada beberapa risiko utama pada tahun 2024 yang perlu diantisipasi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi melibatkan dampak pemilu, potensi kenaikan suku bunga, dan peningkatan inflasi.
"Prediksi pertumbuhan properti tahun 2024 diwarnai dengan asumsi tetap akan tumbuh, berdasarkan asumsi dari para pemangku kepentingan. Sebagian besar para pemangku kepentingan (67%) optimis bahwa sektor properti akan mampu menjawab tantangan ekonomi di tahun 2024," imbuhnya.
Sementara insentif PPN DTP dianggap memberikan dampak positif pada pertumbuhan properti pada akhir tahun 2023, dengan setidaknya 73% responden yang menyatakan demikian. Subsektor residensial, khususnya rumah tapak, diprediksi akan terus berkembang meskipun ada kekhawatiran terkait suku bunga.
Distribusi tren perkembangan dalam subsektor properti kami temukan sebagai berikut: Permintaan untuk rumah tapak, industri, dan pergudangan diprediksi akan meningkat, sementara segmen ritel dan hotel diharapkan tetap stabil. Sementara itu, apartemen strata, resor vila, dan perkantoran masih dalam kondisi stagnan.
Adapun posisi lima besar sebagai kota-kota yang diyakini memiliki prospek pertumbuhan properti pada tahun ini antara lainJakarta, IKN, Bali, Surabaya, dan Tangerang.
Selain itu, sektor energi terbarukan, logistik, dan e-commerce dianggap sebagai sektor bisnis yang memberikan dorongan positif terhadap pertumbuhan properti pada tahun ini.
Meskipun demikian, lanjut Wilson, para pemangku kepentingan memberi peringatan bahwa resesi global, kenaikan suku bunga, dan perubahan kebijakan dari pemerintah yang baru dianggap sebagai tantangan dalam pertumbuhan properti tahun ini.
Wilson juga menyebut pertumbuhan properti di tahun 2024 akan diwarnai dengan tumbuhnya tren-tren baru yang menyesuaikan dengan dinamika pasar properti, seperti kehadiran green building dan digitalisasi pemasaran yang semakin marak untuk menangkap konsumen milenial.
“Sejalan dengan itu, pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik di luar Pulau Jawa, diikuti dengan inovasi dan diversifikasi produk yang menjadi navigasi yang terus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar properti saat ini," pungkasnya.