Optimisme IHSG 2025, Kepastian Politik dan Suku Bunga Tinggi Bukan Penghalang
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan memasuki fase penguatan signifikan pada 2025 setelah mengalami koreksi 2,65% sepanjang tahun 2024. Stabilitas politik dan kejelasan arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru menjadi katalis utama yang menghidupkan optimisme pasar.I
Bursa Saham
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan memasuki fase penguatan signifikan pada 2025 setelah mengalami koreksi 2,65% sepanjang tahun 2024. Stabilitas politik dan kejelasan arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru menjadi katalis utama yang menghidupkan optimisme pasar.
Direktur Utama Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan momen positif indeks composite di 2025 didorong oleh kondisi stabil yang tercipta pasca transisi pemerintahan akan mendorong sentimen positif.
“Ketika ada kepastian arah kebijakan, pelaku pasar akan lebih percaya diri. Ini membuka peluang besar bagi IHSG untuk menembus level tertinggi baru,” ungkap William saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Senin, 30 Desember 2024.
- Siasati PPN Naik, Ini Tips Merencanakan Keuangan di Tahun 2025
- 65 Persen Perusahaan Jepang Rekrut Pekerja Asing, Berapa Gajinya?
- Squid Game 2 Berakhir, Penggemar Menanti Jawaban di Season 3
Wiliam bilang bahwa kejelasan suhu politik yang tercipta dipandang mampu meningkatkan kepercayaan investor, bahkan di tengah lingkungan global yang tidak pasti. Rekor sebelumnya yang dicapai IHSG pada 2024, yaitu level tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di angka 7.905,39, menjadi bukti daya tahan pasar modal Indonesia meski dihadapkan pada suku bunga tinggi.
William menambahkan bahwa suku bunga yang tetap tinggi pada 2025 tidak akan menghambat IHSG untuk melanjutkan penguatan. “Pada 2024, ketika suku bunga juga tinggi, IHSG berhasil mencapai ATH. Itu menunjukkan bahwa sentimen bunga tinggi bukan penghalang yang besar, apalagi jika pasar sudah mendapatkan kepastian politik,” ujar William.
Meski terkoreksi, pasar modal Indonesia mencatatkan pencapaian penting sepanjang 2024. Aktivitas perdagangan menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp12,9 triliun, volume transaksi harian sebesar 19,9 miliar lembar saham, dan frekuensi harian mencapai 1,13 juta kali. Selain itu, kapitalisasi pasar berhasil mencatatkan rekor tertinggi sebesar Rp13.475 triliun.
IHSG menutup tahun 2024 di level 7.079,90, terkoreksi dari level ATH pada September. Namun, capaian ini mengindikasikan adanya daya tahan pasar yang kuat, yang siap dimanfaatkan untuk mendorong momentum kebangkitan pada 2025.
Target IPO 2025
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan mencatatkan 66 perusahaan baru melalui initial public offering (IPO) dan menarik 2 juta investor baru pada 2025. Langkah ini sejalan dengan visi BEI untuk meningkatkan inklusi keuangan dan akses investasi masyarakat, sekaligus memperkuat pasar modal sebagai motor pertumbuhan ekonomi.
Direktur BEI Iman Rachman menyebutkan, hingga 20 Desember 2024, sudah ada 22 perusahaan dalam pipeline IPO. Mayoritas adalah perusahaan besar dengan aset di atas Rp250 miliar dari sektor konsumer non-primer, energi, dan kesehatan.
Dari segi klasifikasi aset, pipeline terdiri atas
- 1 perusahaan kecil (aset < Rp50 miliar)
- 2 perusahaan menengah (aset Rp50–250 miliar)
- 19 perusahaan besar (aset > Rp250 miliar)
Perusahaan-perusahaan ini mencakup berbagai sektor, dengan dominasi dari konsumer non-primer (5 perusahaan) dan material dasar, energi, serta kesehatan masing-masing 3 perusahaan. BEI optimistis target ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.