Optimistis Pandemi Mereda Tahun Ini, NIKL Siapkan Capex Rp41,3 Miliar
PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$2,95 juta atau setara Rp41,3 miliar pada 2021.
Korporasi
JAKARTA – PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$2,95 juta atau setara Rp41,3 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) tahun ini.
Direktur Keuangan Pelat Timah Nusantara Alfa Enersi mengungkapkan, jumlah tersebut dialokasikan dengan asumsi pandemi COVID-19 mulai mereda di Indonesia.
“Pada tahun tahun ini, asumsi yang digunakan pandemi mulai mereda, ditambah adanya program vaksinasi,” mengutip keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 13 April 2021. Ia berharap, periode ini bisa menjadi tahun balik perseroan mencatat kinerja positif.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Seperti diketahui, pendapatan. NIKL mengalami penurunan sebesar 11,2% year-on-year (yoy) dari Rp2,32 triliun pada 2019 menjadi Rp2,06 triliun pada tahun lalu. Pendapatan tersebut berasal dari penjualan lokal atau domestik sebesar Rp2,04 triliun dan ekspor sebesar Rp17,1 miliar.
Meskipun demikian, emiten pengolahan pelat timah ini berhasil menaikkan laba meski tipis, yakni 1,3% yoy menjadi sebesar Rp38,7 miliar. Pada periode yang sama 2019, laba NIKL tercatat sebesar Rp38,2 miliar.
Sementara itu, total liabilitas perseroan turun 21,19% yoy menjadi Rp1,19 triliun. Pada 2019, total liabilitas NIKL tercatat sebesar Rp1,51 triliun. Sebaliknya, total ekuitas masih tumbuh 5,9% yoy dari Rp651,9 miliar menjadi Rp691 miliar.
Adapun kas dan setara kas NIKL sepanjang 2020 ambles 47,6% yoy menjadi Rp212,1 miliar. Pada 2019, jumlahnya sebesar Rp405,5 miliar.
Begitu pula dengan total aset yang ikut turun 12,9% yoy dari Rp2,16 triliun pada 2019, menjadi Rp1,88 triliun pada 2020. (LRD)