<p>Lanskap bangunan pusat perbelanjaan Lippo Mall Puri, di kawasan Jakarta Barat, Minggu, 6 September 2020. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual kepemilikan atas Lippo Mall Puri yang saat ini dikelola oleh anak usahanya PT Mandiri Cipta Gemilang (MCG) kepada penjual yang juga merupakan pihak yang terafiliasi dengannya yakni PT Puri Bintang Terang (PBT). Nilai transaksi pengalihan diperkirakan sebesar total Rp 3,50 triliun, belum termasuk PPN, Rencana transaksi dilaksanakan merupakan bagian dari strategi asset-light yang dijalankan perseroan dan dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perseroan dan hasil yang akan diterima oleh perseroan dari pelaksanaan rencana transaksi akan digunakan antara lain untuk membiayai kegiatan operasional perseroan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Optimistis Titik Balik Properti, Lippo Karawaci Bidik Marketing Sales Rp3,5 Triliun Tahun 2021

  • PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menargetkan pendapatan prapenjualan marketing sales sebesar Rp3,5 triliun sepanjang 2021.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Raksasa properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menargetkan pendapatan prapenjualan marketing sales sebesar Rp3,5 triliun sepanjang 2021. Hingga akhir kuartal I-2021, target ini sudah tercapai 37,4% atau senilai Rp1,31 triliun.

CEO Lippo Karawaci John Riady mengungkapkan klaster perumahan tapak kelas menengah Cendana Icon di Lippo Village mendominasi angka penjualan senilai Rp664 miliar atau sekitar 63% total marketing sales.

Selain residensial, penjualan komersial juga tercatat meroket 965% (yoy) menjadi Rp53 miliar. Lalu, penjualan segmen industrial ikut terkerek 162% (yoy) menjadi Rp203 miliar di kuartal I-2021.

“Di masa depan, kita akan melihat tahun ini sebagai titik balik model bisnis properti kami yang dapat menjual habis unit di Lippo Village dalam hitungan jam,” ujar John Riady dalam siaran pers, Selasa, 11 Mei 2021.

Marketing Sales Tahun 2020

Sepanjang 2020, Lippo Karawaci berhasil mencatatkan pertumbuhan prapenjualan sebesar 45% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp2,67 triliun pada 2020.

Pertumbuhan marketing sales ini terutama didorong oleh menguatnya sektor bisnis real estat perusahaan. Pendapatan LPKR pun tumbuh 9,4% menjadi Rp3,25 triliun dari sebelumnya Rp2,98 triliun.

Meski mencatatkan pertumbuhan marketing sales, pendapatan manajemen dan layanan real estate LPKR turun 6,4% menjadi Rp8,63 triliun pada 2020. Tahun sebelumnya, LPKR mencatatkan pendapatan di pos ini sebesar Rp9,22 triliun.

“Hal ini terjadi karena lini bisnis mal dan hotel kami yang terpukul akibat pandemi COVID-19, meski di sisi lain bisnis rumah sakit kami dapat untung,” tambah John.

Pendapatan sebelum terkena bunga, pajak, depresiasi, serta amortisasai (EBITDA) LPKR pun dapat tumbuh 47% menjadi Rp1,9 triliun dari sebelumnya Rp1,3 triliun. Pengembangan real estate berkontribusi dengan mencatatkan pendapatan Rp4 miliar. Tahun sebelumnya sektor ini justru rugi Rp457 miliar.

“Di sisi pendapatan berulang, Siloam Hospital juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA dan marginnya di saat dokter dan perawat menjadi garis depan melawan pandemi,” kata John.

Meski pendapatan berulang LPKR tetap di bawah tekanan semasa pandemi COVID-19, John melihat aktivitas bisnis dan kehidupan sehari-hari mulai kembali normal dan dapat rebound. (LRD)