<p>Surya Air, maskapai penerbangan milik PT Gudang Garam Tbk. di Kediri, Jawa Timur. / Suryaair.co.id</p>
Industri

Orang Paling Kaya di Jatim Bangun Bandara Dhoho Kediri Rp9 Triliun

  • Konglomerat terkaya ke-4 di Indonesia dan paling kaya di Jawa Timur yang memiliki perusahaan rokok Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo, membangun Bandara Dhoho, Kediri.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Konglomerat terkaya ke-4 di Indonesia dan paling kaya di Jawa Timur yang memiliki perusahaan rokok Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo, membangun Bandara Dhoho, Kediri.

Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang bakal merealisasikan pembangunan Bandara Dhoho Kediri dengan merogoh kocek Rp6 triliun-Rp9 triliun.

Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman mengatakan pemasangan tiang pancang (groundbreaking) pembangunan Bandara Dhoho di Kediri akan dilakukan pada Rabu, 15 April 2020.

“Pelaksanaan seremonial groundbreaking pembangunan Bandar Udara Dhoho dilakukan secara virtual, dan ditandai dengan dimulainya pekerjaan penyiapan lokasi dan site formation Bandar Udara Dhoho di Kediri,” kata dia dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 14 April 2020.

Pembangunan Bandara Dhoho akan dilakukan oleh PT Surya Dhoho Investama (SDHI). Perusahaan tersebut adalah anak usaha perseroan yang sahamnya dimiliki secara langsung sebesar 99,99%.

Heru menjelaskan, Bandara Dhoho dicanangkan oleh emiten rokok bersandi saham GGRM tersebut untuk melayani masyarakat Indonesia, khususnya Kediri dan sekitarnya. Bandara ini, kata dia, diharapkan dapat berkontribusi terhadap percepatan pembangunan dan pengembangan Kediri dan Jatim.

“Pembangunan Bandara Dhoho merupakan investasi jangka panjang secara nasional,” kata dia.

Manajemen Gudang Garam menyiapkan anggaran dari kas internal Rp6 triliun-Rp9 triliun khusus untuk membangun bandara ini. Bandara Dhoho Kediri rencananya akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

Keberadaan Bandara Dhoho Kediri ini diharapkan dapat membuka area ke wilayah Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madium, dan Magetan.

Untuk tahap pertama pembangunan bandara itu akan dibangun dengan luas 13.558 meter persegi (m2) dari luas total lahan bandara hampir 400 hektare, dengan dimensi landas pacu 2.400 meter x 45 meter.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memberikan hak konsesi pengelolaan Bandara Kediri kepada Gudang Garam selama 30 tahun sampai 50 tahun. Kemenhub berencana menerbitkan izin badan usaha bandar udara (BUBU) jika sudah ada penunjukan untuk Gudang Garam.

Saham Gudang Garam dimiliki mayoritas oleh PT Suryaduta Investama 69,29% dan PT Suryamitra Kusuma 6,26%. Lalu saham GGRM juga dikempit oleh Juni Setiawati Wonowidjojo 0,58%, Susilo Wonowidjojo 0,9%, dan masyarakat 23,78%.

Pada perdagangan Selasa, 14 April 2020, saham GGRM ditutup terkoreksi 1,54% sebesar 750 poin ke level Rp47.850 per lembar. Kapitalisasi pasar saham GGRM mencapai Rp92,06 triliun dengan imbal hasil negatif 36,2% dalam setahun terakhir.

Sepanjang periode 2019, laba bersih GGRM mencapai Rp10,88 triliun atau melonjak 31,64% year-on-year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp7,79 triliun. Pendapatan perseroan naik 15,4% yoy dari Rp95,7 triliun menjadi Rp110,5 triliun pada 2019.

Sebagai informasi, keluarga Susilo Wonowidjojo tercatat sebagai konglomerat terkaya ke-4 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Dia ditaksir memiliki kekayaan US$6,6 miliar setara Rp105,6 triliun.

Susilo adalah anak dari Surya, yang mendirikan Gudang Garam sejak 1958. Keluarga Susilo pernah menduduki peringkat 2 terkaya se-Tanah Air pada 2018. (SKO)