Outlook Pasar Modal 2023: IHSG Mampu Capai Level 7.880
- Pasar modal Indonesia diperkirakan menguat pada akhir 2023 dari perdagangan akhir tahun lalu. Hal ini terjadi di tengah ancaman resesi global sepanjang tahun Kelinci Air.
Pasar Modal
JAKARTA – Pasar modal Indonesia diperkirakan menguat pada akhir 2023 dari perdagangan akhir tahun lalu. Hal ini terjadi di tengah ancaman resesi global sepanjang tahun Kelinci Air.
Kendati begitu, proyeksi pertumbuhan pasar modal tidak berubah dari prediksi tahun lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan dapat mencapai level 7.880.
Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina menargetkan IHSG terapresiasi 15% dari posisi akhir 2022. IHSG ditutup pada level 6.850,6 per 30 Desember 2022, terungkit dibandingkan dengan akhir tahun 2021 pada level 6.581,4.
"Faktor yang menjadi penggerak IHSG adalah isu kebijakan moneter bank sentral, pergerakan nilai tukar rupiah, dan pergerakan harga komoditas," ujar Martha saat konferensi pers yang digelar Selasa, 10 Januari 2023.
Selain itu, kata dia, aksi jual bersih asing (net sell) yang terjadi sejak akhir tahun lalu bakal turut memengaruhi perdagangan saham 2023, terutama pada bulan Januari dan Februari. Artinya January Effect kemungkinan besar tidak akan berlaku tahun ini.
Martha menambahkan, permintaan komoditas energi diperkirakan bakal menurun selama 2023 karena ada ancaman resesi. Dampaknya, saham-saham emiten energi konvensional akan turut terkoreksi.
Tidak sampai disitu, pembukaan kembali aktivitas perdagangan di China akan menjadi sentimen tambahan bagi para investor dan mendorong banyak investor beralih ke Negeri Tirai Bambu. Akhirnya, akan menyebabkan aksi lego saham di Indonesia.
IHSG Awal Tahun
Sementara itu, Martha memprediksi indeks saham utama domestik dapat mendekati level psikologis 7.000 pada kisaran 6.953 berdasarkan analisis teknikal pada Januari 2023. Pergerakan pasar modal awal tahun ini akan didorong oleh investor yang melakukan wait and see terhadap data makroekonomi.
“Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084,” imbuhnya.
Apalagi, tambah dia, investor juga masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing (net sell) yang sudah Rp1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp20 triliun sepanjang Desember 2022.
Menyertai prediksi tersebut, bulan ini Martha menjatuhkan pilihan pada dua sektor saham yaitu perbankan dan barang konsumsi dengan pilihan saham BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, INDF, MYOR, dan ICBP.
Pada kesempatan yang sama, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta, mengatakan faktor makroekonomi yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga The Fed pada awal Februari 2023.
“Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5-4,75 persen dari posisi saat ini 4,25-4,5 persen,” tuturnya.