<p>Suasana perumahan cluster di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 2 Januari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Outlook Properti 2022: Peluang Emas Properti di Tahun Macan Air

  • Memasuki tahun shio Macan Air, sektor properti mulai menata harapan agar di tahun ini bisa kembali bangkit setelah melewati masa yang berat selama pandemi.
Industri
Liza Zahara

Liza Zahara

Author

 JAKARTA - Memasuki tahun shio Macan Air, sektor properti mulai menata harapan agar di tahun ini bisa kembali bangkit setelah melewati masa yang berat selama pandemi. 

Sepanjang kuartal I-2021 terjadi penurunan tipis harga apartemen dan rumah di Jakarta dengan rata-rata turun pada kisaran 0,44% secara kuartalan. 

Penurunan masih terjadi pada kuartal II-2021 dengan pertumbuhan properti yang relatif stagnan dan dari segi harga yang tumbuh melambat. Namun pada kuartal ini terjadi kenaikan tipis penjualan pada permintaan properti komersial sebesar 0,06% year on year (yoy) dari stagnasi kuartal I-2021.

Kemudian, pertumbuhan di kuartal III-2021 mengalami perbaikan meski tumbuh terbatas dengan indeks permintaan properti komersial secara tahunan meningkat 0,13% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal II-2021 tumbuh tipis 0,06%.

Peningkatan terjadi pada tren penjualan untuk wilayah Jabodetabek sebesar 53,5% dengan didominasi penjualan rumah tapak. Meski begitu penjualan pada kuartal III-2021 mengalami keterlambatan dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal II-2021 sebesar 2,24%. 

Awal 2022 menjadi Tahun Baru yang membuat para pelaku properti optimistis dengan pulihnya sektor properti setelah melihat peluang-peluang baru di kuartal III-2021. 

Hal itu didukung penuh dengan adanya prediksi Bank Indonesia (BI) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 bisa mencapai 4,7% hingga 5,5% dari sebelumnya 3,4%-4%. Kenaikan itu tentu memberikan pandangan positif bagi pelaku properti, mengingat perekonomian menjadi pendukung utama pemulihan sektor properti Indonesia di 2022. 

Program vaksin yang digaungkan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus menjadi salah satu upaya memulihkan perekonomian Indonesia. Setidaknya sampai 7 Desember 2021 sudah tercatat lebih dari 100 juta penduduk Indonesia yang melakukan vaksin hingga dosis kedua. Sehingga mobilitas masyarakat mulai kembali normal dan minat beli masyarakat terhadap properti hunian akan semakin membaik. 

“Ada indikasi-indikasi bahwa properti itu akan membaik, walaupun tidak bisa berharap lebih banyak untuk 2022 karena tantangannya masih berat dan besar, baik faktor internal maupun eksternal properti itu sendiri,” kata Head of Reasearch Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam webinar, Rabu, 5 Januari 2022. 

Pertumbuhan Apartemen dan Perumahan

Suasana bangunan apartemen di kawasan Jakarta Pusat/ Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Pada apartemen di tahun ini penjualan akan terus meningkat mengingat pada kuartal IV-2021 terjual 516 unit apartemen lebih besar 2,6% dibandingkan dengan kuartal III-2021. Kenaikan itu dipicu dengan sektor ekonomi yang diprediksi semakin baik ke depannya.   

Nantinya ada 24.775 unit yang akan selesai dalam waktu 2022 sampai 2025 dan angka tersebut masih bisa naik karena diperkirakan akan ada launching proyek baru di tahun depan. 

Kenaikan angka penjualan apartemen juga dipicu dengan adanya program pemerintah berupa keringanan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sejak awal 2021 kemudian diperpanjang sampai Juni 2022. Tentunya program tersebut sangat meringankan para pelaku sektor properti maupun pembeli yang bertransaksi untuk membeli hunian.

Di sektor hunian rumah terjadinya peningkatan pembelian sekaligus tren baru rumah tapak sejak kuartal III-2021, yang bisa dikatan menjadi penolong pertumbuhan properti untuk bertahan di kala pandemi. Kemudian tahun ini target market yang disasar para pelaku properti pun kian variatif terutama menargetkan para milenial. 

Permintaan rumah tapak di Indonesia diprediksikan akan meningkat untuk periode 6-12 bulan ke depan. Sehingga hal itu bisa didasari bahwa tren rumah tapak sebagai mode hunian yang sedang ramai dicari dan bisa menjadi konsep hunian rumah ke depannya bagi pengembang properti.

Kenaikan penjualan rumah tapak dirasakan oleh salah satu emiten properti yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang mengalami pertumbuhan penjualan pada 2021 mencapai 30%. Lippo Karawaci merasakan pertumbuhan sampai 33,96% mencapai Rp7,06 triliun, lebih besar dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya disektiara Rp5,27 triliun.

Rumah tapak sendiri sudah banyak dikembangkan pengembang mengingat banyak masyarakat yang mencari hunian di bawah Rp1 miliar selama pandemi. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang mencari rumah tapak dengan harga di atas Rp3 miliar. Sehingga terlihat pergerakan yang bertolak belakang bagi peminat rumah tapak. 

“Pergerakan dari penjualan rumah tapak bergerak ke dua arah, yakni kisaran di bawah Rp1 miliar dengan sasaran pasangan muda dan middle up atau dikisaran lebih dari Rp3 miliar,” tambah Head of Advisory Services Colliers Indonesia Monica Koesnovagril dalam acara yang sama. 

Berdasarkan hal tersebut bisa memberikan gambaran mengenai prospek properti di 2022 akan tumbuh positif meski terbatas. Setidaknya pemulihan properti bisa dimulai dari 2022 sehingga akan lebih membaik ke depannya. 

Demikian dengan tren hunian rumah tapak di 2022 akan ada kemungkinan terus dikembangkan oleh pengembang properti. Mengingat peminatnya sampai saat ini terus bertambah dan memberikan nilai positif bagi pasar properti saat masa pemulihan tahun ini.