<p>Ilustrasi kerja sama bank dengan financial technology / ScienceSoft</p>

OVO Juara Usai Libas GoPay, Ini Daftar 10 Uang Elektronik Paling Banyak Dipakai di Indonesia

  • Posisi OVO dibuntuti oleh Bank Mandiri dan GoPay, masing-masing menguasai 19% pangsa pasar. Di posisi selanjutnya ada DANA dan Bank BCA dengan menguasai masing-masing 10%.

Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) merilis data pangsa pasar sistem pembayaran elektronik pada tahun 2019. Dalam paparan tersebut dinyatakan bahwa platform dompet digital OVO besutan PT Visionet Internasional ini sukses menguasai 20% pangsa pasar e-money. Hal itu menjadikan OVO sebagai pemimpin industri pasar uang elektronik di dalam negeri.

Posisi OVO dibuntuti oleh e-money milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan GoPay milik PT Dompet Anak Bangsa dari Gojek Indonesia, masing-masing menguasai 19% pangsa pasar. Pada posisi selanjutnya ada DANA dari PT Espay Debit Indonesia Koe dan Flazz PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan menguasai masing-masing 10%.

Sementara Brizzi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil meraup pangsa pasar sebanyak 6,3% dan LinkAja dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) sebesar 5,8%. Pemain lain yakni Shopee Pay memiliki 3,7% pangsa pasar, disusul TapCash dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI 1,3% dan Doku dari PT Nusa Satu Inti Artha sebanyak 1,2%.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengakui adanya pergeseran penggunaan sistem pembayaran dari perbankan ke platform financial technology (fintech). Hal itu membuat perkembangan sistem pembayaran elektronik kian laju.

“Pada akhir 2015, sistem pembayaran masih didominasi oleh perbankan. Namun pada akhir 2019, peranan non bank sudah mulai muncul. Jadi perkembangannya luar biasa. Di sisi lain, perbankan di Indonesia tertinggal dalam melakukan digitalisasi,” ujarnya dalam diskusi daring Indonesia Fintech Society, Senin 9 November 2020.

Kendati fintech lebih menguasai pangsa pasar uang elektronik, menurutnya, pangsa pasar sistem pembiayaan secara keseluruhan masih dikuasai oleh perbankan. Pasalnya dalam industri tersebut turut hadir pangsa pasar kartu kredit dan debit yang hanya dimiliki oleh perbankan.

Sugeng menambahkan, berdasarkan survei BI pada awal 2019, perbankan lebih fokus pada kanal elektronik seperti ATM dan EDC. Meskipun begitu, lanjutnya, saat ini perbankan telah melakukan penguatan transaksi digital, seperti layanan digital banking.

Akumulasi Pangsa Pasar

Jika dihitung secara akumulasi dalam industri sistem pembayaran, Bank BCA memimpin pangsa pasar sebanyak 23%. Disusul Bank Mandiri dan BRI masing-masing 16%. Lalu diikuti OVO sebesar 9% dan GoPay 8,4%.

Sedangkan BNI sebanyak 8%, DANA 4,6%, dan LinkAja sebesar 2,5%. Selanjutnya terdapat Shopee sebesar 1,6% dan CIMB Niaga yang hanya mampu meraup 0,9% dari pangsa pasar Indonesia.

Adapun pemimpin pangsa pasar kartu kredit ialah Bank BCA sebanyak 26%, yang diikuti oleh Bank Mandiri sebesar 12%. Lalu ada CIMB Niaga dan BNI masing-masing sebanyak 10%. Sedangkan di posisi ke lima ada Bank Mega sebanyak 9%.

Pada sistem pembayaran kartu debit, Bank BCA kembali memimpin dengan menguasai 33% pangsa pasar yang diikuti oleh BRI sebanyak 25%. Kemudian diikuti oleh Bank Mandiri dan BNI, masing-masing sebanyak 14%. Mengekor CIMB Niaga dengan menguasai 1,2% pangsa pasar. (SKO)