Pabrik Baja Krakatau Steel Senilai Rp7,5 Triliun Bakal Diresmikan Jokowi April 2021
Pabrik Hot Strip Mill 2 ini diharapkan dapat mendorong produktivitas agar berkontribusi terhadap substitusi impor baja hingga 35% pada 2022.
Industri
JAKARTA – Kementerian Perindustrian menyatakan dukungan atas pembangunan pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan jika tidak ada hambatan, pabrik baja tersebut akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada April 2021.
“Rencananya investasi sebesar US$521 juta (setara lebih dari Rp7,5 triliun dengan asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS) ini akan diresmikan oleh Presiden RI pada minggu ketiga April mendatang,” kata Agus melalui keterangan resmi beberapa waktu lalu.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Pembangunan pabrik baja ini sebagai upaya untuk mengurangi impor baja ke Indonesia. Beroperasinya pabrik ini akan berkontribusi terhadap program pemerintah terkait substitusi impor hingga 35% pada 2022.
Adapun kapasitas produksi pada tahap pertama proyek perluasan ini ditargetkan sebesar 1,5 juta ton Hot Rolled Coil (HRC) per tahunnya. Kemudian, ditargetkan meningkat menjadi 4 juta ton HRC per tahun.
Agus turut memuji kinerja emiten pelat merah berkode saham KRAS tersebut. Pasalnya, peningkatan produksi HRC ini diyakini dapat mengisi kebutuhan pasar baja nasional, terutama bagi sektor otomotif serta pengembangan infrastruktur yang juga kian meningkat.
“Transformasi Krakatau Steel berjalan dengan baik, terutama karena sekarang sudah menjadi perusahaan publik,” tambahnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menegaskan produk utama dari pabrik HSM 2 ialah produk baja HRC yang didedikasikan untuk memenuhi pasar otomotif dengan spesifikasi kualitas tinggi.
Ia bilang, saat ini produksi eksisting HSM mencapai 2,4 juta ton. Sedangkan pabrik HSM 2 diproyeksikan mampu memproduksi hingga 1,5 juta ton HRC per tahun.
Sehingga, nantinya produksi HRC dari kedua pabrik tersebut bakal tembus 3,9 juta tiap tahunnya. Catatan ini akan berkontribusi hingga 65% dari pasar HCR di Tanah Air.
“Sedangkan sisanya (sebesar 35 persen) didukung oleh industri lainnya di dalam negeri,” tuntasnya.