<p>Gedung Krakatau Steel di kawasan Gatot Subroto Kuningan. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Pabrik Baru Krakatau Steel Bisa Produksi 1,5 Juta Ton Baja Setahun

  • Pabrik hot strip mill (HSM) milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi beroperasi mulai pekan ke tiga April 2021 mendatang. Pabrik baru emiten dengan kode KRAS ini menjadi salah satu tumpuan untuk program substitusi impor sebesar 35% pada 2022.

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Pabrik hot strip mill (HSM) milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi beroperasi mulai pekan ke tiga April 2021 mendatang. Pabrik baru emiten dengan kode KRAS ini menjadi salah satu tumpuan untuk program substitusi impor sebesar 35% pada 2022.

Pabrik baru Krakatau Steel akan memproduksi 1,5 juta ton baja hot roll coiled (HRC) per tahun. Dengan demikian, total produksi baja Krakatau Steel diestimasikan bakal mencapai 3,9 juta ton per tahun.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, Krakatau Steel punya kontribusi tertinggi atas produksi HRC. Pabrik baru ini diharapkannya bisa mengisi ruang impor Indonesia.

“Pemerintah memiliki program substitusi impor sebesar 35% sampai 2022. Dimana produk baja yang dihasilkan dari pabrik HSM 2 milik Krakatau Steel nantinya dapat berkontribusi mengisi ruang impor tersebut,” kata Agus dalam keterangan resmi, yang dikutip Jumat, 26 Maret 2021.

Produksi baja Krakatau Steel selama ini diserap oleh beberapa industri. Produk baja tersebut tercatat digunakan untuk general structure, otomotif, dan bahan baku pipa baja.

Menperin Agus mendorong produksi Krakatau Steel untuk dapat mencapai 4 juta ton per tahun. Hal ini karena adanya lonjakan kebutuhan baja nasional yang sudah menyentuh angka 15,8 juta ton sepanjang 2020 lalu.

Akselerasi Industri Otomotif

Pabrik baru Krakatau Steel ini juga berguna dalam menopang akselerasi industri otomotif yang tengah digenjot pemerintah. Kami percaya ini akan memberi kontribusi signifikan, khususnya bagi industri otomotif,” kata Menperin.

Menurut data Kementerian Perindustrian, penjualan mobil baru selama Februari hingga Maret 2021 meroket hingga 150% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Lonjakan ini merupakan efek dari relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) bagi penjualan mobil baru.

Hal ini jelas berdampak pada industri otomotif lain. Pasalnya, mobil yang mendapat relaksasi PPnBM mesti memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimum 60% bagi mobil 1500cc – 2500cc dan 70% untuk mobil di bawah 1500cc.

Agus optimis kinerja Krakatau Steel bakal mengalami perbaikan pada 2021 usai bisnisnya menurun akibat pandemi COVID-19 pada tahun lalu. Pemerintah Indonesia telah memberi suntikan dana investasi sebesar Rp2,2 triliun pada perseroan. Dana tersebut digulirkan dalam bentuk Perjanjian Penerbitan Obligasi Wajib Konvensi pada 28 Desember 2020.  

“Kami mendukung manajemen Krakatau Steel untuk terus meningkatkan kinerjanya. Pemerintah percaya Krakatau Steel dapat memberikan kemajuan pada industri baja nasional,” jelas Agus.