Pabrik Chandra Asri Beroperasi Penuh Saat Pandemi
Di tengah pandemi COVID-19 yang mengganggu aktivitas ekonomi, masih ada bisnis yang masih berjalan normal. Seperti yang dialami PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).
Industri
Di tengah pandemi COVID-19 yang mengganggu aktivitas ekonomi, masih ada bisnis yang masih berjalan normal. Seperti yang dialami PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).
Menjawab pertanyaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Chandra Asri mengungkapkan, bisnis perseroan tidak terpengaruh pandemi COVID-19.
“Saat ini operasional produksi berjalan seperti biasa 24 jam sehari tujuh hari seminggu dengan melaksanakan protokol-protokol dari pemerintah maupun perseroan,” tulis manajemen Chandra Asri melalui keterbukaan informasi di Jakarta, Rabu, 20 Mei 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Beberapa protocol tersebut antara lain, membagikan masker yang harus dipakai setiap waktu di area kerja, jaga jarak dalam beraktifitas, perusahaan membagikan vitamin C kepada karyawan yang masuk kerja, menyediakan hand sanitizer, menyiapkan fasilitas cuci tangan, menyiapkan transportasi bus karyawan yang hanya diisi setengah kapasitas, pembagian kerja (work from home dan work from office).
Selain itu, manajemen Chandra Asri juga menyebut, produksi berjalan seperti biasa karena permintaan dalam negeri masih tinggi untuk produk-produk petrokimia. Apalagi saat ini, bahan baku Polyethylene, Polypropylene sangat dibutuhkan untuk membuat alat pelindung diri (APD) dan masker medis.
“Dengan begitu, perseroan merasa dapat menggantikan produk impor dalam menunjang produksi APD dan masker di dalam negeri,” tambah manajemen Chandra Asri.
Selain itu, proses penjualan tidak menemui halangan walaupun adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), karena logistik dan transportasi untuk produk-produk yang dibutuhkan masih dapat berjalan. Penjualan produk dan proses tagihan tetap berjalan dan manajemen menjalankan prinsip yang prudent dalam mengelola keuangan agar tetap sustain dan melewati krisis.
Sepanjang periode 2019, emiten bersandi saham TPIA itu meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$22,88 juta. Jumlah itu anjlok 87,4% dari laba bersih periode 2018 senilai US$181,65 juta.
Total pendapatan anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang bergerak di sektor petrokimia itu mencapai US$1,88 miliar. Jumlah itu merosot 26% dari pendapatan periode 2018 senilai US$2,54 miliar.
Chandra Asri merupakan perusahaan petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu lewat PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Prajogo Pangestu adalah konglomerat paling kaya ke-3 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Kekayaannya ditaksir mencapai US$7,6 miliar setara Rp114 triliun yang bersumber dari industri petrokimia terbesar di Indonesia. (SKO)