VinFast VF8
Industri

Pabrikan Mobil Listrik Vietnam VinFast Ekspansi ke Eropa

  • Kendaraan crossover VF8 akan dikirim ke sejumlah pasar Eropa seperti Prancis, Jerman, Belanda dan Israel.

Industri

Bintang Surya Laksana

HANOI - Pabrikan mobil listrik asal Vietnam, VinFast, berencana mengirimkan kendaraan listrik pertamanya ke Eropa tahun ini setelah menerima persetujuan peraturan. Hal tersebut diutarakan sendiri oleh CEO VinFast, Le Thi Thu Thuy seperti dilansir Reuters.

Menurut rencana tersebut, pada kuartal keempat tahun ini, sekitar 3.000 unit kendaraan crossover VF8 yang diproduksi di pabrik VinFast di Vietnam utara dan akan dikirim ke sejumlah pasar Eropa seperti Prancis, Jerman, Belanda dan Israel. Di Prancis, model VF8 akan dijual dengan harga 50.990 euro atau sekitar Rp834,89 juta (kurs Rp16.373)

Le Thi Thu Thuy juga menambahkan perusahaan yang sebelumnya melakukan ekspansi ke pasar Amerika Serikat tersebut akan meluncurkan lini mobil listrik lainnya seperti VF6, VF7, dan VF9 akan diluncurkan di pasar Eropa tahun depan.

Ekspansi VinFast ke pasar Eropa ini menjadi peluang yang menguntungkan. Pasalnya, Eropa sedang melakukan penyelidikan pada produsen kendaraan listrik asal China. Hal tersebut akan meninggalkan ceruk permintaan yang besar dan dapat diisi oleh kehadiran pabrikan Vietnam tersebut. 

Jika berhasil memanfaatkan hal tersebut, Eropa akan menjadi pasar luar negeri terbesar VinFast untuk tahun 2023. Perusahaan sendiri telah mengirimkan sekitar 2,100 kendaraan listrik awal tahun ini ke Amerika Serikat. Jauh dibawah rencana pengiriman kendaraan listrik ke Eropa pada kuartal keempat 2023 mendatang.

Ekspansi VinFast ke Eropa merupakan bagian dari rencana ekspansi secara global perusahaan yang mencakup pembangunan pabrik baru di Amerika Serikat dan Indonesia. Selain itu, VinFast juga menargetkan pasar India, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

Pendapatan kuartal pertama 2023 VinFast mengalami penurunan pendapatan secara tahunan (y-o-y) sebesar 49%. Perusahaan membukukan rugi bersih sebesar US$598 juta atau sekitar Rp9,17 triliun (Kurs Rp15.350).