<p>Petugas memeriksa jaringan base transceiver station (BTS) di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Perawatan rutin tersebut dikakukan guna menjaga agar BTS bekerja optimal. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Pacu Jaringan 5G, Indonesia Buka Peluang Investasi Teknologi Pita Lebar

  • Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengakui, upaya pemerataan jaringan 4G di daerah terluar serta meluncurkan jaringan 5G membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengakui, upaya pemerataan jaringan 4G di daerah terluar serta meluncurkan jaringan 5G membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak.

Menurut Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Indonesia menghadapi tiga tantangan dalam meningkatkan perubahan dalam sektor digital. Ketiganya antara lain pertama, konektivitas, kesenjangan digital ketika pandemi dan perluasan jaringan infrastruktur digital.

“Selain itu kesenjangan antara mereka yang mampu membayar layanan internet untuk produktivitas dan mereka yang harus mengurangi akses internet sebagai dampak ekonomi. Dan ketiga ada pergeseran dalam memastikan kapasitas, persaingan, dan keterjangkauan sambil mendorong investasi,” kata Ismail dalam laman resmi, Sabtu 25 Desember 2021.

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya mewujudkan target Advokasi Broadband Commission 2025 ITU. Di mana pada 2025, seluruh negara diharapkan dapat memberikan kebijakan pita lebar universal.

Juga keterjangkauan layanan broadband, mendorong setiap orang memiliki akses online, literasi dan keterampilan digital. Kemudian, layanan keuangan digital, e-commerce, dan kesetaraan gender dalam mengakses layanan.

Ia berpendapat, makin tinggi penetrasi Fixed Broadband dan Mobile Broadband di suatu negara, makin baik kemampuan negara tersebut untuk memitigasi risiko kerusakan ekonomi akibat pandemi COVID-19. 

“Peran fixed broadband lebih besar di negara maju untuk efek return to scale dan peran mobile broadband lebih besar di negara berkembang untuk aspek aksesibilitas,” ungkapnya.

Ismail menyatakan semua spektrum frekuensi jaringan 5G yang tersedia pada akhir 2021 diperkirakan akan memacu pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi Rp2.874 triliun dan mencapai Rp3.549 triliun pada 2035.  

“Peningkatan produktivitas 9,7 juta/kapita pada 2030 dan sebesar 11,6 Juta/kapita pada 2035,” imbuh dia.

Bahkan implementasi jaringan 5G di Indonesia diperkirakan bisa meningkatkan investasi sebesar Rp591 triliun pada 2030 dan meningkat menjadi Rp719 triliun pada 2035. Sehingga diperkirakan ada penambahan peluang kerja 4,6 juta pada 2030 dan 5,1 juta peluang kerja pada 2035.

“Melihat peluang ekonomi dan dampak implementasi 5G, kami mengajak sektor swasta meningkatkan investasi di Indonesia.”