Gaya Hidup

Pahami Literasi Keuangan, Rencanakan Kenyamanan Masa Depan

  • Pernah ngga menjumpai satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang sudah jago banget dengan yang namanya keuangan? Mungkin sedikit ada irisan dengan kata ‘perhitungan’
Gaya Hidup
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA – Pernah ngga menjumpai satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang sudah jago banget dengan yang namanya keuangan? Mungkin sedikit ada irisan dengan kata ‘perhitungan’ 

Sejak sekolah pasti sudah ada yang secara terpaksa menjadi bendahara kelas, mau tidak mau bagaimana caranya agar keuangan tetap sehat dan tidak ‘tutup lubang’.

Dari yang awalnya hanya mengurusi uang dari beberapa teman-teman sampai akhirnya selalu berjumpa dengan mata pelajaran atau mata kuliah yang lekat dengan angka. 

Disadari atau tidak, keuangan menjadi hal yang menyenangkan sekaligus mengerikan. Menyenangkan jika didapat dari hasil kerja keras, mengerikan jika dialihkan kepada orang atau oknum tidak bertanggung jawab. 

Seberapa banyak dari kita yang jago untuk menghapal namun lemah jika harus berhadapan dengan angka? 

Begitu pun dengan zaman sekarang. Di era arus teknologi yang begitu cepat, kita dituntut untuk teliti dan juga tidak ingin rugi. 

Berbondong-bondong orang berbicara tentang investasi, financial freedom, mendapatkan passive income di tempat lain dan masih banyak lagi.

Tapi pernahkah anda tahu bahwa belajar mengenai literasi keuangan juga sangat diperlukan di zaman sekarang? 

Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mudahnya literasi keuangan adalah pengetahuan untuk mengelola keuangan agar bisa mencapai tujuan dan kesejahteraan di masa depan. 

Ada beberapa aspek dalam literasi keuangan yang patut anda simak, di antaranya: 

1. Basic Money Management

Seperti melakukan budgeting, mengatur pengeluaran, tabungan, hingga kelola pinjaman (kredit).

2. Perencanaan Tujuan Keuangan

Membuat perencanaan tujuan keuangan, seperti merencanakan dana beli rumah atau pensiun. 

3. Investasi

Mengenal instrumen investasi yang sesuai hingga berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan anda. 

Namun ternyata ada beberapa fakta kurang sedap yang harus kita sama-sama perbaiki. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) di tahun 2019, menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia 38,03%. 

Padahal tingkat indeks inklusi keuangan atau akses masyarakat terhadap layanan keuangan cukup tinggi, mencapai 76,19%.

Hasil riset terkait Financial Fitness Index (2021) yang menunjukkan bahwa skor indeks kesehatan keuangan masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah yaitu ada di angka 37,72 dari skor minimal 100. Dari riset ini, area financial safety masyarakat Indonesia masih sangat rendah dengan indikator meliputi kemampuan memenuhi kebutuhan finansial keluarga, menabung secara rutin, dan memiliki dana darurat untuk menghadapi keadaan terdesak.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah. Meskipun tingkat akses terhadap layanan keuangan tinggi, nyatanya tidak dibarengi dengan tingkat literasi keuangan.

Secara umum, masyarakat belum mengenal dengan baik cara pengelolaan keuangan hingga karakteristik  berbagai produk dan layanan jasa keuangan.

Lalu bagaimana caranya agar bisa meningkatkan literasi keuangan? 

Pertama adalah belajar dari berbagai macam sumber. Di era media sosial seperti sekarang, sudah banyak medium untuk belajar berbagai macam hal termasuk keuangan. Seperti membaca artikel, mendengarkan podcast atau menonton video dan menghadiri webinar.

Kedua, belajar untuk mempraktikannya. Supaya tidak menjadi teori di kepala saja, anda juga harus melakukannya. 

Misal dari opsi yang paling sederhana terlebih dahulu yaitu budgeting. Kalau anda sudah mengetahui budgeting bulanan anda, langsung saja anda terapkan untuk pengeluaran anda sehari-hari. 

Dengan mempraktikkan secara langsung ilmu yang dipelajari, literasi keuangan anda akan terus meningkat dan semakin paham bagaimana cara yang paling cocok untuk diterapkan dalam mengelola keuangan demi mencapai tujuan finansial anda. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki keadaan, profil risiko, dan prioritas yang berbeda-beda.