<p>Warga mengakses salah satu platform e-commerce untuk berbelanja secara daring melalui gawai dalam rangka Hari Belanja Online Nasional atau &#8216;Harbolnas 11.11&#8217; di Tangerang, Banten, Rabu, 11 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Fintech

Pahami Untung-Rugi Jualan di Media Sosial dan Marketplace

  • Menurut CEO Qasir, Michael Williem, ada beberapa hal yang patut jadi pertimbangan usahawan sebelum memutuskan terjun ke transformasi bisnis secara digital.

Fintech
Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA – Banyaknya migrasi pelaku UMKM ke skema pemasaran digital selama pandemi menandakan adanya permintaan konsumen yang terus berevolusi.

Menurut CEO Qasir, Michael Williem, ada beberapa hal yang patut jadi pertimbangan usahawan sebelum memutuskan terjun ke transformasi bisnis secara digital.

Michael menyebut, banyak pelaku usaha luput memerhatikan risiko yang muncul dari pemasaran melalui media sosial dan platform marketplace/e-commerce.

“Kami menyadari usahawan mikro yang akan menjalani usaha online akan lebih mudah dengan memulai penjualannya di media sosial maupun marketplace. Namun, usahawan juga perlu mempertimbangkan risiko apa saja yang dihadapinya, di samping peluang dan benefit yang didapat jika hanya mengandalkan kedua media tersebut untuk pemasaran,” jelas sekali pria yang akrab disapa Mike ini.

Setidaknya, menurut dia, ada tiga jenis manfaat dan risiko dari media sosial dan marketplace yang dapat menjadi pertimbangan agar semakin siap dan strategis ketika memulai bisnis online.

Memulai Bisnis Lebih Mudah dan Cepat

Melalui platform sosial media atau marketplace, pelaku bisnis bisa mulai hanya dengan mengikuti instruksi yang tersedia. Seperti mengisi data diri dan kelengkapan data usaha, memuat gambar produk dan layanan, menuliskan deskripsi singkat dari layanan yang dimiliki, dan berinteraksi secara real-time dengan konsumen.

Usahawan juga dapat mengakses di manapun dan kapan pun aplikasi tersebut. Khusus di media sosial, usahawan juga dapat membangun dan meningkatkan brand awareness-nya melalui unggahan yang tidak hanya bersifat promosi tetapi juga konten-konten edukatif, informatif, dan menghibur yang berkaitan dengan jenis bisnisnya.

Namun, para pelaku bisnis ini juga harus waspada akan ancaman kejahatan siber yang mengintai data pribadi. Kemudahan dan pengalaman berbisnis yang lebih simpel dengan menggunakan platform pihak luar tetap berisiko akan faktor keamanan. Kemungkinan adanya pencurian identitas maupun produk dan layanan yang disalahgunakan bisa dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Di Qasir, kebijakan privasi pengguna sangat dijamin kerahasiaannya. Pengguna secara sadar memberikan persetujuan pengumpulan informasi pengguna tersebut kepada Qasir.

Pihak Qasir juga menjamin informasi pengguna hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan pengguna, meningkatkan kualitas layanan, memperlancar proses transaksi, dan tujuan lainnya sepanjang diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku.

Untuk mengantisipasi kebocoran data, Qasir menggunakan tools atau software yang memang sudah sangat kredibel dan kuat sistem keamanannya untuk bertukar informasi antar tim Qasir. Selain itu, pihaknya juga mendorong tim tertentu untuk menggunakan VPN demi menjamin kerahasiaan data yang dipegangnya.

Meningkatkan Efisiensi Operasional Bisnis

Ketika berjualan di marketplace dan media sosial, pelaku bisnis tidak perlu memiliki toko fisik dan memungkinkan bisnis untuk memperluas target audiensnya bahkan sampai ke luar daerah operasional.

Hal ini tentunya mengarah pada penghematan biaya operasional. Selain itu, hadirnya berbagai opsi jasa antar di marketplace yang cukup terjangkau membantu pelaku bisnis tidak perlu menambah urusan logistik dan fitur pelacakan barang juga menjadi nilai tambah baik usahawan dan konsumen sehingga nilai kepercayaan dan transparansi cukup kuat dibangun.

Ketika bergabung di marketplace, maka kontrol operasional dan logistik tidak sepenuhnya di tangan usahawan. Membuka bisnis di marketplace dan media sosial membuat pelaku usaha harus tunduk kepada kebijakan yang berlaku, mulai dari persentase monetisasi yang didapat dan biaya tambahan lainnya yang mungkin diubah secara tiba-tiba, dan kendala teknis yang tidak dapat diperbaiki sendiri.

Transaksi Pembayaran Terintegrasi dan Lebih Cepat

Pelaku usaha yang mulai merambah dunia online tidak lepas dari tuntutan untuk terintegrasi dengan fitur pembayaran digital pula. Hal ini tidak lepas dari layanan konsumen untuk memudahkan transaksi dan efisiensi antar seller dan provider. Komisi dan keuntungan bisa didapat lebih cepat, dan mudah dilacak secara real time oleh seller.

Meski begitu, dunia usaha tidak pernah lepas dari kompetisi. Kompetisi pasar yang tinggi membuat usahawan harus mengatur strategi yang tepat agar dapat dilirik oleh pembeli. Apalagi harus menghadapi algoritma setiap media sosial dan e-commerce yang berbeda-beda.

Menurut Mike, pelaku usaha harus memikirkan strategi untuk mengembangkan website sendiri, agar memiliki kontrol bisnis sepenuhnya tanpa mengandalkan pihak ketiga saja.

Selain itu, penggunaan website dinilai sangat penting untuk membangun trust dan reputasi sebuah usaha.

“Kami optimistis ke depannya kesadaran usahawan untuk memiliki landing page ataupun website sendiri akan terus bertumbuh, itu mengapa dari jauh-jauh hari kami juga telah mengakomodir kebutuhan UMKM dalam memiliki Website Usahanya sendiri–yang amat sangat terjangkau, namun memiliki fitur yang mumpuni misalnya katalog digital, tombol beli dan perhitungan ongkir layaknya berbelanja di marketplace, hingga bio link yang bisa menampung semua link usaha mereka,” tambahnya.