Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Mulai Diberlakukan, Harga Hunian Makin Mahal pada Awal Tahun Ini

JAKARTA - Hail survei harga properti residensi (SHPR) dari Bank Indonesia (BI) mengungkapkan adanya pertumbuhan yang meningkat pada harga hunian di pasar primer pada kuartal I-2022.

Berdasarkan keterengan resmi Bank Indonesia, Rabu, 18 Mei 2022, Peningkatan harga properti tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I-2022 sebesar 1,77% secara year on year (yoy). Perolehan tersebut lebih besar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 1,47%.

Sedangkan secara kuartal, IHPR pada awal tahun 2022 juga tercatat meningkat sebesar 0,68% (qtq) lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal IV-2021 sebesar 0,29%.

• Siap-siap! Sebentar Lagi Tol Taba Penanjung - Bengkulu Dioperasikan, Waktu Tempuh Cuma 15 Menit
• Aset Kripto Terra (LUNA) Turun Nyaris 100 Persen dalam Sehari dan Seminggu Terakhir, Apa yang Terjadi?
• Jalur Pansela Terus Tersambung, Arah Jladri - Tambakmulyo Selesai Dibangun

Pertumbuhan IHPR secara kuartal ini didorong oleh kenaikan harga tipe kecil sebesar 0,54% (qtq) dan tipe menengah 1,10% (qtq).

Kenaikan IHPR juga terjadi pada tipe kecil dan menengah secara tahunan yang masing-masing tumbuh sebesar 2,01% dan 2,18%. Peningkatan tersebut naik dari sebelumnya 1,99% dan 1,48% berurutan.

Untuk IHPR tipe besar juga mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 1,11% sebelumnya 0,93%. Namun, rumah tipe besar secara kuartal cenderung stabil pada kisaran 0,39% (qtq).

Peningkatan pertumbuhan IHPR pada kuartal I-2022 disokong dengan adanya penyesuaian harga yang dilakukan pengembang sejak awal 2022 seiring mulai diberlakukannya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Adapun pertumbuhan harga hunian tertinggi terjadi di Kota Manado 5,07% (yoy), Yogyakarta 4,00% Yyoy), dan Pontianak (yoy). Sedangkan kenaikan harga hunian didorong oleh kenaikan di Kota Surabaya 1,39% (qtq) dan Yogyakarta 1,65 % (qtq).