Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Ngloram di Blora, Jumat, 17 Desember 2021.
Nasional

Pakai Desain ala Hutan Jati, Jokowi Optimistis Bandara Ngloram Ungkit Ekonomi 6 Kabupaten di Jateng

  • Presiden Joko Widodo optimistis bahwa kehadiran Bandara Ngloram bisa memberikan multiplier effect untuk menggairahkan perekonomian enam kabupaten di Jawa Tengah.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo optimistis bahwa kehadiran Bandara Ngloram bisa memberikan multiplier effect atau efek berganda untuk menggairahkan perekonomian enam kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

"Ini akan mempercepat aktivitas ekonomi, baik itu di Kabupaten Blora, di Kabupaten Bojonegoro, di Kabupaten Tuban, di Kabupaten Ngawi, mungkin sebagian dari Purwodadi, dari Rembang, saya kira akan lebih dekat apabila ingin terbang lewat Bandara Ngloram ini," katanya dalam sambutan Peresmian Bandara Ngloram di Blora, Jumat, 17 Desember 2021.

Kepala Negara mengatakan bahwa kehadiran Bandara Ngloram juga nantinya akan memberikan kemudahan akses dan aktivitas ekonomi ke Cepu, lokasi sentral industri minyak dan gas (migas) yaitu Blok Cepu di Blora.

"Kita harapkan aktivitas ekonomi menjadi semakin baik, investasi akan masuk ke Cepu, Bojonegoro, semakin banyak, distribusi barang dari daerah ke daerah, dari provinsi ke provinsi juga akan semakin meningkat, dan semakin baik mobilitas orang antarprovinsi, antarpulau, antarkota, antarkabupaten," paparnya.

Blok Cepu sendiri dikelola oleh beberapa perusahaan minyak dari level internasional, nasional hingga lokal. Beberapa di antaranya adalah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ampolex Cepu Pte Ltd, PT Pertamina EP Cepu serta beberapa Badan Usaha Milik Daerah seperti PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Blora Patragas Hulu (Blora), serta PT Petrogas Jatim Cendana Utama (Jawa Timur).

Jokowi menuturkan bahwa Bandara Ngloram memiliki landas pacu (runway) sepanjang 1.500 meter, sehingga bisa dipakai untuk pesawat ATR 72-600. Tidak hanya itu, terminal bandara ini juga bisa menampung hingga 210 ribu penumpang per tahun.

"Kita harapkan nanti apabila memang penuh terus dan runway-nya 1.500 (meter) tidak cukup, akan kita perpanjang lagi menjadi 2.000 meter," ucapnya.

Jokowi pun mengapresiasi arsitektur Bandara Ngloram yang dirancang menyerupai hutan jati yang merupakan representasi kearifal lokal Kabupaten Blora sebagai penghasil jati.

"Didesain seperti kita di bawah hutan jati, karena memang Blora sangat terkenal dengan hutan jatinya, ini juga sangat bagus. Kita harapkan bandara ini betul-betul bisa bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Blora dan sekitarnya," ungkapnya.

Smentara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa Bandara Ngloram dibangun di atas lahan seluas 27 Hektare (Ha).

Setelah tidak beroperasi sejak tahun 1984, Kementerian Perhubungan mengambilalih bandara ini dari PT Pertamina (Persero) dan  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2019 untuk dibangun menjadi bandara komersil.

Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km 31 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Bandara Ngloram, pembangunan Bandara Ngloram baik di sisi udara dan sisi darat dikerjakan dalam 4 tahap pembangunan.

"Kementerian Perhubungan membangun sejak 2019 dan selesai satu bulan yang lalu. Dan saat ini diterbangi oleh Citilink dua kali seminggu dan penuh," ungkap Budi Karya.

Dia pun berharap kerja sama pemerintah provinsi Jateng dan pemerintah kabupaten untuk memanfaatkan Bandara Ngloram untuk memperluas aktivitas ekonomi masyarakat.

"Kami berterima kasih kepada DPR pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, DPRD yang memberikan dukungan. Kami mengharapkan partisipasi masyarakat untuk membuat bandara ini lebih bermakna," katanya.