Nelayan dan tempat penyimpanan ikan
Transportasi dan Logistik

Pakai Perahu Listrik, Nelayan Raja Ampat Cuma Modal Rp5.800

  • Tidak hanya perahu listrik, nelayan di Kampung Sauwandarek menggunakan cold storage untuk mengawetkan ikan tangkapannya. Adanya perahu listrik dan cold storage membantu nelayan di kampung tersebut menghemat ongkos melaut.
Transportasi dan Logistik
Khafidz Abdulah Budianto

Khafidz Abdulah Budianto

Author

JAKARTA - Nelayan di Kampung Sauwandarek, Raja Ampat menghemat biaya hingga Rp369.200 dengan menggunakan perahu bertenaga listrik. Mesin perahu tersebut hanya butuh 4kWh saja atau Rp5.800 untuk menempuh perjalanan. Sebelumnya nelayan di kampung tersebut harus merogoh kocek hingga Rp375.000 untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Kami membandingkan, dulu kami memakai mesin tempel 15 pk (dengan bahan bakar minyak) kami pergi ke Waisai membeli es bisa membutuhkan 20 sampai 25 liter bahan bakar minyak untuk pulang pergi. Tetapi sekarang mesin tempel listrik mempermudah kami,” ungkap nelayan Kampung Sauwandarek, Vecky Saweyai, Jumat 11 Agustus 2023.

Tidak hanya perahu listrik, nelayan di Kampung Sauwandarek menggunakan cold storage untuk mengawetkan ikan tangkapannya. Adanya perahu listrik dan cold storage membantu nelayan di kampung tersebut menghemat ongkos melaut. Pasalnya selama ini mereka mengeluarkan ongkos besar hanya untuk membeli es batu ke Waisai yang berjarak 40 kilometer. 

Program Green Fishery

Penggunaan perahu listrik dan cold storage oleh nelayan di Kampung Sauwandarek, Raja Ampat tidak lain karena adanya program Green Fishery. Program tersebut merupakan hasil kolaborasi mahasiswa Politeknik Saint Paul Kota Sorong bersama PLN UIW Papua dan Papua Barat yang mendapat juara 1 Energy Transition Innovation Challenge (ETIC) 2022 di Bali. 

Skema Green Fishery ini adalah menyulap seluruh infrastruktur kebutuhan nelayan menjadi berbasis listrik dimana listrik tersebut juga berasal dari energi bersih dari potensi sumber daya daerah. Guna menunjang pemenuhan energi bersih, maka dibangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 5,4 kWp sebagai sumber energi untuk peralatan listrik yang digunakan.

Bagian Program TJLS PLN

Green Fishery merupakan salah satu bagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PLN yang menyulap semua infrastruktur perikanan dan ekonomi kelautan dari hulu ke hilir di Raja Ampat berbasis listrik dari sumber yang ramah lingkungan. 

PLN memberikan bantuan tiga unit motor perahu listrik, alat fishfinder dan cold storage berkapasitas 318 liter untuk membuat es batu dan mengawetkan ikan hasil tangkapan.

“Dalam menjalankan program TJSL, PLN tak hanya sekedar memberikan bantuan saja. Namun justru, lewat program TJSL Electrifying Marine ini masyarakat penerima manfaat mampu terdorong secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan yang sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

Kepedulian PLN terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Sauwandarek dengan program TJSL Green Fishery mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam. Pasalnya, PLN tetap memberikan pelayanan meskipun akses menuju kampung tersebut cukup sulit karena harus ditempuh dengan perjalanan laut selama kurang lebih tiga jam dari Kota Sorong 

Adanya Program Green Fishery ini diharapkan dapat meningkatkan serta mendorong perekonomian, kesejahteraan, dan potensi dari daerah tersebut. Selain itu program ini juga mengajak masyarakat untuk beralih ke energi bersih dan menjaga ekosistem laut dengan penggunaan energi yang rendah emisi